diswayjogja.com - Pemerintah Kota Jogja telah berkomitmen untuk mengakhiri epidemi HIV / AIDS pada tahun 2030 mendatang.
Berbagai upaya kini dilakukan, salah satunya adalah menjalin kerja sama dengan Yayasan Vesta Indonesia tentang Pencegahan dan Penanggulangan Populasi Berisiko Terinfeksi HIV / AIDS dan Infeksi Menular Seksual (IMS).
Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sugeng Purwanto menyampaikan dari tahun 2004 – 2024 kasus HIV kumulatif telah mencapai 1.675 orang. Sementara untuk kasus AIDS kumulatif mencapai 329 orang.
“Untuk tahun 2024 ini dari bulan Januari – September, angka kasus HIV sejumlah 92 kasus dan untuk kasus AIDS bertambah 14 kasus,” katanya dalam keterangannya, dikutip dari laman resmi Pemkot Jogja.
BACA JUGA : Makin Liar dan Tidak Terkontrol, Cawabup Sleman Danang Maharsa Berharap Fenomena Klitih Bisa Segera Berakhir
BACA JUGA : Pemkab Sleman Luncurkan Aplikasi Sleman Digital untuk Wujudkan Digitalisasi Pusat Layanan Publik
Menurut Sugeng, kerjasama antara Pemkot Jogja dengan Yayasan Vesta Indonesia itu diharapkan bisa mengakhiri kasus epidemi HIV / AIDS pada tahun 2030 mendatang.
“Ini merupakan upaya bersama untuk saling berkolaborasi dalam mewujudkan Three Zero yaitu tidak ada kasus baru HIV / AIDS, tidak ada kematian akibat HIV / AIDS dan tidak ada stigma dan diskriminasi pada Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) di Kota Jogja,” ungkapnya.
Sugeng mengatakan lebih lanjut, dengan komitmen bersama dalam upaya penanganan dan pencegahan HIV / AIDS dan IMS akan diakselerasikan dengan Rencana Aksi Daerah (RAD) untuk tahun 2023 – 2027 dan melalui jalur cepat 95-95-95.
Jalur cepat tersebut yaitu, 95 persen ODHA mengetahui statusnya, 95 persen ODHA melakukan pengobatan, serta 95 persen ODHA minum obat secara rutin.
“Kota Jogja merupakan Kota Pariwisata. Tidak menutup kemungkinan menjadi salah satu pintu masuk utama penyakit HIV / AIDS dan IMS. Untuk itu, mari bersama menekankan dan mendorong setiap individu untuk mengetahui status HIV pada dirinya, dengan melakukan tes HIV serta segera melakukan pengobatan antiretrovial (ARV) bagi ODHA,” ujarnya.
BACA JUGA : Pendekatan Digital yang Lebih Terarah, Pemkab Sleman Luncurkan Aplikasi Sleman Digital
BACA JUGA : Peringati HUT ke-53 Korpri, ASN dan Pegawai Mengikuti Korpri DIY Fun Run & Walk
Sugeng berharap masyarakat dapat melakukan pengecekan HIV / AIDS. Terutama bagi kelompok yang berisiko, seperti wanita pekerja seks, waria, pengguna narkoba suntik (penasun), warga binaan lapas, dan ibu hamil, serta orang yang mendapat transfusi darah.
Pengecekan tersebut bisa dilakukan di 18 Puskesmas yang telah menjadi faskes rujukan bagi penyandang HIV / AIDS dan 13 rumah sakit di Kota Yogyakarta.