Dari Bermain Bersama Hingga Bentuk Komunitas, Begini Solidaritas Para Penggebuk Drum di Jogja

Minggu 03-11-2024,20:10 WIB
Reporter : Yuni Khaerunisa
Editor : Syamsul Falaq

BACA JUGA : Festival Hadrah Sleman Baru Oleh Harda-Danang Disaksikan Ribuan Penonton, Ini Daftar Pemenangnya

BACA JUGA : Dinkes Bantul Masih Tunggu Kejelasan Terkait Pelaksanaan Program Skrining Gratis Bagi yang Berulang Tahun

Mengasah Skill dan Pengalaman

Jumlah pasti dari anggota DGYK susah untuk dipastikan. Namun yang bergabung dalam WhatsApp Group sekitar 300-an orang. Jumlah itu pun masih ada yang belum masuk ke grup.

Semua usia bisa masuk, ada yang masih sekolah dasar hingga yang usiannya 40-an tahun. Dengan wadah komunitas ini, justru anak-anak yang hendak belajar bisa semakin memaksimalkan koneksinya.

Banyak anak-anak yang kini sudah terlihat bakat musiknya sejak usia belia, termasuk dalam bagian drummer.

Terlebih Jogja sebagai kota pendidikan. Banyak perantau yang kemudian tinggal dan belajar di kota tersebut. Di samping memanfaatkan ilmu pendidikannya, masyarakat bisa menguatkan hobi di komunitas.

Justru ilmu yang termasuk informal ini yang kemudian sering lebih berkembang. Hal ini lantaran sistem pembelajarannya bisa lebih santai dan intens.

Drummer atau anggota yang berasal dari banyak kalangan dan daerah, dapat menjadi keuntungan DGYK. Sebab, satu sama lain masing-masing bisa saling memberikan perspektifnya. Selama kegiatannya positif, maka komunitas akan mewadahi aspirasi anggotanya.

“Semoga hal ini selalu berkembang dan mampu menjadi inspirasi bagi para drummer, musisi, seniman, dan masyarakat umum,” kata Dedhy.

BACA JUGA : Mangkrak 20 Tahun, Gedung Gama Plaza UGM Akan Disulap Jadi Gelanggang Inovasi Kreasi

BACA JUGA : Festival Pilkada Jogja 2024: Biaya Pendidikan, UMK dan Sampah Jadi Isu Perhatian Pemilih Muda

Salah Satu Sektor Penting

Genre musik yang ada mayoritas akan membutuhkan drum. Di titik tertentu, drum bisa menjaga tempo dari alunan musik yang dimainkan intrumen banyak. Bahkan, ketukannya bisa menjadi ciri khas suatu genre musik.

Fungsi inilah yang kemudian menjadi drum dan tentunya drummer, serta perannya yang cukup vital dalam musik. Banyak jenis musik yang tidak bisa lepas dari drum tersebut.

“Apapun itu, mau main dangdut, pop, rock, apapun [nada dari drum] pasti berpengaruh. Festival apapun pasti ramai [jika ada nuansa drumnya]. Jadi sebenarnya masih apik [minat masyarakat pada drum],” katanya.

Dari awalnya yang sebagai ruang berbagi ilmu dan pengalaman, kini kegiatan komunitas semakin berkembang.

Sekarang ini dan ke depannya, DGYK ingin memperbanyak dokumentasi dan pengarsipan. Hal ini menjadi penting, mengingat perjalanan suatu musik atau pelakunya bisa menjadi aset yang berharga.

Kategori :