Tujuh Sungai Tercemar Zat Kimia, Ini Penjelasan Dinas Lingkungan Hidup Gunungkidul

Jumat 01-11-2024,19:49 WIB
Reporter : Penta Daniel Pratama
Editor : Syamsul Falaq

Kualitas air permukaan cenderung lebih baik pada musim hujan dibandingkan musim kemarau karena adanya proses pengenceran limbah saat musim hujan.

BACA JUGA : Jalur Trans Jogja: Tujuan Malioboro, UGM, Bandara Adisutjipto Hingga Prambanan, Cek Lengkapnya

BACA JUGA : ORI DIY Menyebut Minuman Beralkohol di Jogja Ternyata Belum Berizin, Hanya Memiliki NIB

Sementara ketika musim hujan, kualitas air cenderung baik mengingat limbah terurai akibat debit air yang besar.

“Uji kualitas air permukaan kan arahnya ke air sungai sebagai salah satu indikator penyusun IKLH [indeks kualitas lingkungan hidup],” katanya.

Sumber Pencemaran Air

Sumber pencemar biasanya berasal dari limbah rumah tangga, industri rumahan dan pertanian yang menggunakan pupuk kimia.

Kepala DLH Gunungkidul Antonius Hary Sukmono mengungkapkan upaya menjaga kualitas air permukaan tanah perlu dilakukan bersama-sama, bukan hanya Dinas atau pemerhati kali.

“Pelibatan elemen masyarakat untuk gerakan menjaga kualitas air dengan mengurangi timbulan polutan di sungai. Caranya ya bisa dari sumber rumah tangga untuk membuat instalasi pengolahan air limbah. Jadi tidak langsung dibuang ke kali,” tuturnya.

Hary menambahkan masyarakat juga perlu menjaga dan mengurangi timbunan sampah di sungai.

Selain itu, penting untuk menerapkan gerakan vegatasi yang dapat mempertahankan keberadaan air. 

Beberapa pohon yang dapat menyimpan dan mengelola air adalah pohon aren, gayam dan bambu.

Program Menjaga Kualitas Baku Mutu Air

Di sisi lain, Kepala DLH Gunungkidul Hary Sukmono menyatakan, pemerintah telah menjalankan berbagai program untuk menjaga kualitas baku mutu air di aliran sungai.

BACA JUGA : Berbagai Jenis Paes dan Filosofi Pada Riasan Pengantin Putri Jogja

BACA JUGA : Tercatat Setidaknya 24 Tempat Usaha di Kota Jogja Melakukan Jual Beli Miras Tanpa Izin 

Kategori :