Tahu Guling Mbah Joyo: Kuliner Legendaris di Pasar Godean Langganan Presiden Soeharto

Selasa 22-10-2024,10:25 WIB
Reporter : Dikana Alfina
Editor : Syamsul Falaq

Resep inilah yang terus dipertahankan hingga saat ini. Ditambah lagi kuah yang merupakan kecap buatan sendiri, yang dibuat dari gula aren ditambah jahe, lengkuas dan jeruk purut.

"Kecapnya ada dua toples, satunya rasa manis, satunya asin. Kecap buat sendiri, dari gula aren, tidak pakai kecap botolan,” tambahnya.

BACA JUGA : Fakta Menarik Tentang Jogja Belum Diketahui Banyak Orang, Pernah Menjadi Ibu Kota Indonesia

BACA JUGA : Jogja Jadi Tuan Rumah Grand Triumph 2024 : Ajang Ribuan Pemanah Internasional

2. Langganan Presiden Soeharto

Saat menjajal tahu guling legendaris di Pasar Godean ini rasa gurihnya langsung terasa. Perpaduan antara bawang goreng dan kuah kecap serta rasa pedas dari cabai yang diulek kasar.

Meski terbilang sederhana, ternyata Tahu Guling Mbah Joyo memiliki pelanggan tidak kaleng-kaleng. Salah satunya adalah Presiden RI ke-2, yaitu Almarhum Soeharto. 

Di kala masih berjaya, sang Presiden RI ini kerap membeli tahu guling Lasirah melalui ajudannya. Bahkan Lasirah dan keluarganya pernah ke Cendana hanya demi memenuhi keinginan sang Presiden. 

“Almarhum pak Harto Presiden langganan tahu guling, pertama beli itu tahun 1993. Dulu sempat diundang ke Cendana saat ada hajatan,” kenangnya.

BACA JUGA : 5 Jenis Motif Batik Khas Sleman, Terinspirasi Dari Sumber Daya Alam yang Kaya

BACA JUGA : Salak Pondoh Khas Sleman yang Manis, Buah Kaya Akan Manfaat Bagi Tubuh

Harganya Murah

Untuk menikmati seporsi Tahu Guling Mbah Joyo Godean tidak susah, Anda bisa datang ke relokasi Pasar Godean di Sidoluhur, Godean, Sleman. Sementara untuk jam bukanya mulai dari pukul 06.00 WIB hingga sore hari.

Sepiring Tahu Guling Mbah Joyo Godean cukup dibayar dengan Rp 8.000/posi. Namun jika ingin tambah teh hangat, total biaya yang dikeluarkan hanya Rp 10.000 saja.

Menurut Lasirah, dengan harga tersebut sudah membuatnya bahagia dan bisa bertahan hingga seperti saat ini.

“Dulu waktu saya pertama jualan tahun 1985 diawali Rp250 perak. Terus sempat naik Rp350 perak dan sekarang sudah Rp 8.000,” katanya.

Kategori :