Upacara Sedekah Laut Sebagai Wujud Syukur : Tradisi Para Nelayan Pantai Gesing Jogja

Jumat 18-10-2024,14:20 WIB
Reporter : Tri Diah Aprilia
Editor : Syamsul Falaq

Di mulai dengan kenduri, setelahnya 8 gunugan wajib diarak oleh juru kunci, para nelayan, sampai masyarakat sekitar. Pengarakan ini wajib dilakukan sampai ke bibir pantai hingga naik perahu.

Setelah semua gunungan berhasil naik ke perahu, akan ada prosesi tabur bunga. Setelahnya semua gunungan bisa dibawa berlayar ke tengah laut untuk dilarungkan.


Para nelayan berlayar ke tengah laut demi memberikan sajian sedekah lalut di pantai Gesing Jogja-wartahandayani.com-

Isi gunungan pada upacara sedekah laut

Gunungan yang dilarung ke laut itu berisi sesaji nasi kecil kecil yang dibentuk miniatur rumah. Lanjut ada kepala kambing, ayam hidup, sampai kebaya jarit yang komplit dengan jumlah gunungan.

Bahkan dalam pelaksanaan upacara sedekah laut pada Selasa kemarin bebarengan dengan pembukaan Cupu Panjolo Mulyo. Acara yang dilakukan setiap setahun sekali pada bulan Rabiul awal atau bulan Mulud.

Di mana akan ada sebuah guci yang ditutup menggunakan kain kafan dan wajib diganti. Dan biasanya dilakukan pada malam Selasa Kliwon di setiap tahunnya untuk penggantian kain baru.

BACA JUGA : 13 Program Beasiswa Untuk S1-S2 Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Simak Disini

BACA JUGA :  Institut Seni Indonesia Jogja: Sejarah, Akreditasi, Program Studi Hingga Biaya Lengkap

Jenis Cupu yang dirawat :

Jogja masih menjaga dan merawat tiga cupu dengan adanya upacara setiap tahunnya. Mulai dari Cupu Semar Tinandu, Cupu Palang Kinantang, dan Cukup Kenthiwiri. 

Pada Cupu Semar Tinandu memberikan gambaran tentang penguasa atau pejabat tinggi. Sedangkan pada Cupu Palang Kinantang merupakan gambaran untuk masyarakat menengah ke bawah.

Dan pada Cupu Kenthiwiri melambangkan rakyat kecil yang ada di wilayah Jogja. Semua Cupu ini wajib dirawat dan dijaga dengan baik sampai tahun tahun berikutnya.

Yang mana, ada ritual sebelum membuka pembungkus dari Guci Cupu Kyai Panjolo. Masyarakat wajib melaksanakan kenduri dengan doa bersama dan makan bersama.

Dengan nai uduk berlaukkan ayam dan urap, ritual itu dilakukan di Kalurahan Girisekar. Lewat gambaran yang ada di kain yang membungkus ada gambaran yang dipercaya.

Masyarakat sekitar meyakini lewat gambaran yang ada, merupakan peristiwa 1 tahun ke depan. Dan dari kain kafan yang membungkus guci itu masyarakat Jogja percaya akan kejadian mendatang. 

BACA JUGA : Berikut Peringkat 10 Perguruan Tinggi Swasta Terbaik di Yogyakarta, Bisa Menjadi Pilihan Studimu

BACA JUGA : Simak Fluktuasi Harga Pangan Di Jogja Per 16 Oktober 2024

Kategori :