Selain Kurma, Ini Menu Berbuka Puasa Kesukaan Nabi! Cek Ulasan Lengkapnya Disini

Senin 18-03-2024,10:05 WIB
Reporter : Zulfa Atiqoh
Editor : Syamsul Falaq

DISWAY JOGJA - Menyegerakan berbuka puasa adalah salah satu amalan kesunnahan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw. Anjuran berbuka puasa sebagai bentuk kemudahan dan keseimbangan dalam agama Islam. Sesuai dengan karakter Islam yang tidak mengajarkan untuk berlebih-lebihan.

Dilansir dari NU Online, Nabi Muhammad menganjurkan menyegerakan puasa dan mengonsumsi menu tertentu saat berbuka puasa. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan Al-Tirmidzi :

إذا أفطر أحدكم فليفطر على تمر، فإن لم يجد فليفطر على ماء فإنه طهور

Artinya : “Apabila kamu ingin berbuka, berbukalah dengan kurma. Jika tidak ada, minumlah air putih karena ia suci,”

Hadits di atas menjelaskan menu buka puasa yang dianjurkan Nabi yakni kurma dan air putih. Rasulullah biasa berbuka puasa dengan kedua menu tersebut.

Kurma dan air sudah kerap dipromosikan sebagai sunnah nabi ketika berbuka puasa. Air minum mudah ditemui di mana saja, sedangkan kurma saat ini bisa dinikmati di berbagai daerah yang tidak menghasilkannya. Namun, masih ada kaum muslimin yang ketika berbuka puasa tidak berkesempatan untuk mendapatkan kurma. Mereka hanya menemukan makanan-makanan lokal yang biasanya dihidangkan sebagai tradisi setempat ketika berbuka puasa.

Selain itu, penyebutan kurma dan air secara tunggal sebagai menu berbuka puasa memang sangat ideal. Banyak sekali manfaat kesehatan dari kedua bahan makanan ini sebagai pembuka puasa. Namun, pada kenyataannya banyak juga kaum muslimin yang mengonsumsi makanan lainnya baik dengan maupun tanpa kurma dan air ketika berbuka puasa. Oleh karena itu, selain minum air putih dan menyantap kurma, makanan apa yang pernah dikonsumsi nabi ketika berbuka puasa?

BACA JUGA : Apakah Gosok Gigi Dapat Membatalkan Puasa? Simak Penjelasan Berikut!

Imam At-Tirmidz dalam kitab Syamail Muhammadiyah menyebutkan riwayat tentang makanan yang dikonsumsi oleh Nabi untuk menu buka puasa. Berikut ini riwayat berasal dari ‘Aisyah Ummul Mu'minin yang menceritakan mengenai lauk pauk Rasulullah :

كان النبي يأتيني فيقول : أعندك غداء فأقول لا ، فيقول إني صائم، قالت: فأتاني يوماً فقلت يا رسول الله إنه أهديت لنا هدية، قال وما هي ؟ قلت حَيْس   قال أما إني أصبحت صائماً :قالت ثم أكل

Artinya : “Nabi datang kepadaku seraya bersabda, ‘Adakah makanan untuk sarapan pagi?’ Aku menjawab, ‘Tidak ada.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Aku shaum.’ ‘Aisyah radliyallahu ‘anha melanjutkan ceritanya: Di lain hari datang pula Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam padaku, aku berkata kepadanya, ‘Kita diberi hadiah.’ Beliau bersabda, ‘Apa bentuk hadiah itu?’ Aku (‘Aisyah radliyallahu ‘anha) menjawab, ‘Hais.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Sebenarnya aku sejak tadi pagi telah shaum.’ Cerita ‘Aisyah selanjutnya, ‘Kemudian beliau memakan makanan itu.’” (Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan dari Basyar bin Sari dari Sufyan dari Thalhah bin Yahya yang bersumber dari ‘Aisyah radliyallahu ‘anha).

Menu   yang dimakan oleh Rasulullah dalam hadits di atas adalah hadiah atau pemberian dari orang lain. Pada saat ini sama halnya dengan buka puasa di masjid-masjid, ada orang yang memberi makanan atau minuman sebagai takjil yang disediakan untuk berbuka puasa. Hal tersebut dapat dijumpai ketika bulan suci Ramadhan.

Menurut catatan kaki kitab tersebut, hais diartikan sebagai sejenis kue manis yang terbuat dari kurma, minyak samin (mentega), keju maupun tepung. Semua bahan dicampur dan dibentuk bulat-bulat kecil. Menu tersebut cocok untuk berbuka puasa. Dan ini menunjukkan bahwa Rasulullah pernah berbuka dengan makanan kombinasi.

Dari segi bahannya, hais makanan yang terdiri dari campuran yang kaya akan nutrisi. Kurma kering adalah sumber serat, gula, vitamin, dan air mineral. Minyak samin (mentega) adalah sumber lemak. Keju adalah sumber protein. Sedangkan tepung kaya akan karbohidrat. Jika dirasakan hais berdominan rasanya manis.

Rasa manis pada makanan dan keadaan yang sederhana menjadi hal yang pokok dari sunnah Nabi saat berbuka puasa. Jika tidak ada kurma, maka bisa berbuka dengan makanan yang rasanya manis, hal ini juga akan mendapatkan kesunnahan Nabi.

Rasulullah makan dengan porsi yang relatif sedikit. Terlihat dari bentuk ukuran hais yang kecil sehingga pas untuk dihidangkan pembuka buka puasa. Porsi yang relatif kecil akan mudah untuk dicerna dan lebih cepat diubah untuk menjadi tenaga.

BACA JUGA : Bolehkah Mencicipi Makanan Saat Puasa? Berikut Penjelasannya!

Kesimulannya, bahwa kurma merupakan makanan pokok yang berada di daerah Timur Tengah. Tidak menutup kemungkinan jika dijadikan menu untuk berbuka puasa. Jika tidak ada kurma, maka makanan yang mengandung gula dapat dikonsumsi dalam porsi sedikit. Hal tersebut sudah mendapatkan kesunnahan buka puasa. Mengonsumsi gula alami sangat baik dan dapat mencegah resiko bagi kesehatan. Setelah mengonsumsi makanan yang manis, diperbolehkan untuk makan hidangan yang lain tetapi dengan porsi yang wajar serta tidak berlebihan.

Itulah penjelasan tentang menu berbuka puasa kesukaan nabi selain kuram. Semoga bermanfaat! (*)

Kategori :