DISWAY JOGJA - Pernikahan menjadi momen yang istimewa bagi setiap pasangan. Di negara kita ini terdapat beragam budaya tradisi seserahan pernikahan, salah satunya adalah adat Jawa.
Tradisi seserahan pernikahan adat Jawa adalah pemberian yang menyimbolkan tanggung jawab dan keseriusannya menjadi seorang suami untuk menjalin pernikahan. Seserahan ini juga bermakna kasih sayang, tanggung jawab dan harapan.
Tradisi seserahan pernikahan ini berupa barang yang biasanya digunakan atau dibutuhkan oleh mempelai wanita. Mulai dari pakaian dalam hingga peralatan mandi.
Biasanya tradisi seserahan pernikahan ini dibawa oleh keluarga calon mempelai pria dalam acara pertemuan keluarga yang dusebut dengan “siraman”. Setiap barang dalam seserahan juga memiliki filosofi tersendiri, berikut penjelasan singkatnya.
1. Seperangkat Alat Solat
Mayoritas masyarakat Jawa beragama Islam, maka peralatan solat menjadi bagian yang tidak boleh dilewatkan dalam seserahan. Peralatan alat solat yang dimaksud adalah mukenah, sajadah dan Al-quran.
Filosofi seserahan ini sebagai bentuk tanggung jawab suami bertanggung jawab membimbing istri agar semakin taat kepada penciptanya. Sekaligus harapan suami agar istrinya menjadi pendamping yang sholehah dalam mengarungi mahlihai rumah tangga.
BACA JUGA : Kamu Ingin Menikah di Tahun 2024? 5 Rekomendasi Isi Seserahan Pernikahan, yang Wajib Kamu Siapkan!
2. Perhiasan
Untuk perhiasan yang diberikan sesuai kemampuan dana dari mempelai pria. Sebaiknya calon pengantin diskusi terlebih dahulu mengenai seserahan ini, karena biasanya perhiasan juga dijadikan sebagai mahar pernikahan.
Makna dari seserahan ini yaitu bahwa seorang istri memiliki nilai yang melebihi perhiasan yang diberikan. Sebagai harapan juga agar istri dapat menjadi sinar dalam keluarga seperti kilauan perhiasan emas.
3. Kebaya atau Kain Batik
Kedua barang ini memiliki makna bahwa sebagai pasangan harus saling menjaga atau menutupi aib serta urusan rumah tangganya. Sama halnya pakaian yang berfungsi untuk penutup.
4. Alas Kaki dan Lainnya