TEGAL, DISWAYJOGJA - Sebagai kota yang terletak di pesisir Pantai Utara Jawa, Kota Tegal tidak hanya melimpah hasil lautnya, namun juga kaya akan seni dan budayanya. Salah satunya, kesenian Balo-Balo yang telah tumbuh di tengah-tengah masyarakat sejak zaman dulu. Sayangnya, kesenian tradisional tersebut saat ini kian terpinggirkan di tanah kelahirannya sendiri.
--- HENTAKAN rebana dan kendang saling bersautan. Pukulan gending dan gong menyusul secara ritmis. Dari atas panggung, seorang sinden berdendang menyapa penonton. “Poro pamiarso sugeng rawuh amirsani. Seni tradisi Balo-Balo campursari. Balo-Balo campursari, pagelaran budoyo Jawi. Balo-Balo campursari, pimpinan Haji Tambari,” dendang sang sinden membuka pertunjukan. Grup Balo-Balo yang dipimpin H Tambari Gustam merupakan satu dari sedikit grup yang masih eksis di Kota Tegal. Di bawah bendera Cahaya Rembulan Musik, Tambari mewadahi puluhan seniman, di antaranya seniman-seniman yang telah kehilangan panggung karena kesenian yang semula digelutinya, yaitu Ketoprak, di Kota Tegal telah punah. BACA JUGA:Bertemu Pengurus DKDKT, Kepala Dispermades Kabupaten Tegal Siap Gaungkan Desa Bangga Budaya G rup Balo-Balo Cahaya Rembulan Musik yang beranggotakan puluhan personel bermarkas di Sanggar Rumah Apresiasi Jalan Brawijaya Nomor 46 Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal, rutin menjalani latihan setiap Sabtu malam. Apabila ada tanggapan , mereka menambah intensitas latihannya sebelum naik pentas. Tambari menceritakan riwayat Balo-Balo yang cukup heroik, sebagaimana pernah dikisahkan pejuang Achmad, yang tidak lain merupakan ayahanda Anggota DPRD Kota Tegal Sisdiono. Menurut Tambari, kala itu para pejuang berhasil mengelabuhi penjajah dengan menyamar dan memainkan rebana bersama petani serta nelayan. Balo-Balo juga digunakan untuk menyadarkan rakyat agar tidak mengikuti Jepang, seperti yang terangkum dalam lirik pagupon umahe dara, melu Nipon melu sengsara yang berarti pagupon rumah burung dara, ikut Nipon akan sengara, serta memberi motivasi dengan lirik ana gendeng disaponi, abot enteng dilakoni yang berarti ada genteng dibersihkan, berat ringan dilakukan. BACA JUGA:Tegal Culture Summit, 20 Peserta Ramaikan Lomba Seni Tradisi Tegal Balo-Balo merupakan perpaduan tradisi Arab dan Jawa. Penamaannya disebut berasal dari kata bala-bala yang artinya teman-teman. Di sana, ada spirit persatuan dan kesatuan. Menurut Tambari, Balo-Balo pernah berjaya pada masanya. Sebelum era Reformasi, wali kota saat itu, Zakir , sering mengadakan lomba Balo-Balo tingkat kelurahan dan dipentaskan di Pendapa Balai Kota Tegal . “Ketika Zakir tumbang, mandeg ,” ucap Tambari saat ditemui Radar Tegal, Kamis (18/1). Pasca reformasi, Balo-Balo mendapatkan tempat pada masa kepemimpinan Adi Winars o dan Ikmal Jaya . Termasuk, digandeng kepolisian era Kapolres Haryadi untuk mensukeskan Program Promosi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat. Lagu Balo-Balo dengan lirik yang dimodifikasi direkam dan diputar di mobil patroli polisi. Dari lirik tersebut kemudian terkenal slogan “Polisi Jakwire Rakyat”. Balo-Balo juga kerap ditanggap untuk acara hajatan, ulang tahun, peresmian sebuah tempat, dan puncaknya pernah dipentaskan di Taman Mini Indonesia Indah. Namun belakangan, kejayaan Balo-Balo mulai meredup, dan seperti pepatah hidup segan mati pun tak mau. Kesenian ini kurang mendapatkan sentuhan dari Pemerintah Daerah. Padahal, kehadiran pemerintah dibutuhkan untuk ngurip-uripi warisan kebudayaan lokal ini. “ Saya tidak ingin Balo-Balo punah . Saya tidak ingin melihat peradaban runtuh, seperti yang terjadi di Cordoba Spanyol karena pergantian kekuasaan. Pemerintah Kota Tegal harus ngurip-uripi seni tradisi Balo-Balo, ke seni an yang dimiliki Kota Tegal ini,” ungkap Tambari. (*)Kesenian Tradisional Khas Tegal Balo-Balo Kian Terpinggirkan, Dulu Pernah Berjaya
Sabtu 20-01-2024,07:00 WIB
Reporter : K. Anam Syahmadani
Editor : M. Fatkhurohman
Kategori :
Terkait
Kamis 17-10-2024,01:04 WIB
Institut Seni Indonesia Jogja: Sejarah, Akreditasi, Program Studi Hingga Biaya Lengkap
Rabu 29-05-2024,07:32 WIB
70 Peserta Ikuti Lomba Fotografi Guci Mendunia PWI Kabupaten Tegal, 6 Kesenian Meriahkan Parade Budaya
Sabtu 20-01-2024,07:00 WIB
Kesenian Tradisional Khas Tegal Balo-Balo Kian Terpinggirkan, Dulu Pernah Berjaya
Terpopuler
Jumat 08-11-2024,09:55 WIB
Sosiolog UGM Menilai Perlu Adanya Pembentukan Badan Khusus untuk Awasi Peredaran Miras di DIY
Jumat 08-11-2024,09:54 WIB
Sejumlah Investor Tertarik Agrowisata Bukit Dermo, Pemkab Bantul Akan Menawarkan Kerja Sama Operasional
Jumat 08-11-2024,13:57 WIB
Program Air Bersih TNI AD BKKBN DIY Beri Dampak Kesejahteraan Masyarakat Gedangsari Gunungkidul
Jumat 08-11-2024,13:52 WIB
Hujan Deras Mengguyur Sleman, Rumah Warga Rusak dan Pohon Banyak yang Tumbang
Terkini
Jumat 08-11-2024,19:21 WIB
Pastikan Memenuhi Syarat Laik Higienis, Dinkes Brebes Verifikasi Lapangan Pengadaan Makanan Bergizi Gratis
Jumat 08-11-2024,17:56 WIB
Disnakertrans Bantul Masih Tunggu Aturan Kemnaker untuk Penentuan UMK 2025
Jumat 08-11-2024,17:55 WIB