Usung Tema Olah Saliro, Roso, Lan Pikir, Pemda DIY Adakan JCWF 2023

Jumat 10-11-2023,00:30 WIB
Reporter : Admin Disway Jogja
Editor : M. Fatkhurohman

DISWAYJOGJA - Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) DIY akan menggelar Jogja Cultural Wellness Festival (JCWF) 2023. Event yang akan digelar sepanjang November 2023 kali ini mengusung tema filosofi Jawa, yakni Olah Saliro, Roso, lan Pikir.

BACA JUGA:Event Pariwisata Internasional, Borobudur Tourism Expo 2022 Bakal Digelar di Magelang Oktober Mendatang?

Ketua BPPD DIY GKR Bendara menjelaskan, Olah Saliro, Roso, lan Pikir, dinilai mewakili konsep kebudayaan Jawa tentang pendekatan holistik terhadap wellness. Dimana hal itu menekankan pentingnya keseimbangan tubuh, pikiran, serta jiwa pada manusia. Nah, event JCWF memiliki tujuan meningkatkan kesadaran terhadap  wellness yang berbasis kebudayaan dan berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan.

BACA JUGA:Malioboro Run 2023, 3.500 Pelari Menyusuri Sumbu Filosofis Yogyakarta

“Selain itu, memperkenalkan  wellness berbasis budaya Yogyakarta, penggabungangan tren  wellness dengan warisan budaya, memberikan media atau sarana bagi pelaku industri, dan membangun kolaborasi di industri pariwisata serta  wellness,” kata GKR Bendara, Kamis (8/11/2023).

GKR Bendara menjelaskan, puncak acara JCWF 2023 diadakan pada 24-26 November 2023, dengan target Millennials berusia dari 25 - 40 tahun. Selain itu disusul oleh Generasi X, Z, dan para senior (boomers).

BACA JUGA:5 Rekomendasi Wisata Pantai Paling Terkenal di Yogyakarta

”JCWF 2023 nantinya akan ditutup dengan perayaan festival  wellness. Lokasi yang dipilih terdiri atas cagar budaya, desa wisata, resort, spa dan kecantikan, gerai produk sehat, pusat kebugaran, taman konservasi wisata, museum dan studio seni, studio yoga dan pusat olah raga,” jelasnya.

GKR Bendara berharap, dengan berbagai pilihan lokasi yang ditawarkan, festival ini akan memperkaya peserta dengan pengalaman  wellness yang mendalam, yang merangkul budaya dan alam.

GKR Bendara menambahkan, pemahaman budaya  wellness di Yogyakarta berakar dari kebudayaan Jawa serta kebudayaan Kasultanan Yogyakarta. Budaya tersebut berawal dari Perjanjian Jatisari tahun 1755, yang dilakukan dua hari setelah Perjanjian Giyanti.

Perjanjian Jatisari membagi kebudayaan Kesultanan Mataram menjadi beberapa budaya seperti tata cara berpakaian, adat istiadat, bahasa, gamelan, tari-tarian, dan lain sebagainya.

“JCWF 2023 hadir untuk memperkenalkan kekuatan dari  wellness Jogja yang mengakar dari budaya asli Mataram. Kekuatan tersebut dipadukan dengan akomodasi dan wisata alam yang masih terjaga dengan pesona tersendiri, yang pastinya tidak sama dengan Surakarta dan Bali,” kata GKR Bendara. (*)

Kategori :