16. Sokatengah
17. Sumbaga
18. Traju
Bahasa
Dalam kehidupan sehari hari masyarakat Bumijawa tidak beda jauh dengan masyarakat Bagian selatan Tegal & Bagian Selatan Brebes pada umumnya yaitu menggunakan Bahasa Jawa Bumiayu diwarnai logat dialek Tegal, biasanya dikenal dengan dialek 'nyong' yang artinya aku 'koe / rika' yang artinya kamu. Tegal utara / brebes utara (koen).
Kebudayaan
Kebudayaan yang dapat ditemukan di Bumijawa di antaranya samrohan, kenceran, Rebana, Syukuran, Muludan juga arak-arakan yang diadakan ketika peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, ditandai dengan pengambilan dan pemandian benda pusaka bernama "Bende" di Tuk Jimat Bulakan. Malamnya diadakan arak-arakan dengan menggotong "Aul" atau patung dari bahan bambu yang berbentuk berbagai macam.
Berdasarkan catatan Van Der Meulen
seorang Belanda, pada abad pertama Masehi dahulu pernah ada kerajaan kuno Galuh yang terletak di sekitar gunung Slamet. Wilayah Bumijawa termasuk ke dalam wilayah ini, sehingga dapat diasumsikan bahwa kehidupan masyarakat di wilayah Bumijawa sudah ada sejak zaman dahulu.
Buktinya ditemukannya sisa-sisa candi yang tersebar di Kecamatan Bumijawa.
Candi yang paling menonjol adalah Candi Dandang di Dusun Bandarsari, Desa Bumijawa, Kecamatan Bumijawa, Provinsi Tegal. Kerajaan Galuh Purbayang terletak di sekitar Bumijawa dan akhirnya menjatuhkan raja-raja Jawa. Mungkin itu sebabnya disebut Bumijawa. Karena Bumijawa juga dipahami sebagai tanah orang Jawa, maka kata tersebut mengacu pada asal usul orang Jawa, khususnya Tegal, Banyumas, dan Cirebon.
Pada awalnya, Bumijawa hanyalah istilah nama daerah. Kemudian berubah menjadi nama desa. Setelah Indonesia merdeka, Bumijawa menjadi nama desa sekaligus nama kabupaten. Hingga menjadi Kawedanan yang membawahi tiga kecamatan.
Candi Bumijawa
Dikenal juga sebagai Situs Bandarsari karena letaknya yang berada di Dukuh Bandarsari, Desa Bumijawa, Kecamatan Bumijawa.
Sekitar 100 meter ke arah timur terdapat dua sungai yaitu Kali Gung dan Kali Pesing.
Selain itu keberadaan situs ini tidak jauh dari mata air. Masyarakat Bumijawa juga menyebutnya sebagai Candi Dandang karena sekilas ada bagian candi yang mirip dandang.
Situs ini masuk dalam disertasi yang berjudul “Candi Space and Lanscape: A Studi on the Distribution, Orientation and Spatial Organization of Central Javanese Temple Remains” dan arsip Leiden.
Situs ini bernafas Hindu yang masuk ke era klasik tua (abad 8 – 10 M). Ada beberapa komponen yang ditemukan di tempat ini yaitu 2 jaladwara, lingga, yoni, kemuncak (mercu), batu berpelipit, dan beberapa batu yang terbuat dari batu andesit.
Nah, Itu dia Sejarah dan Fakta Menarik Bumijawa, Kabupaten Tegal yang Tak Terlupakan