Di sana juga terdapat makam sesepuh desa termasuk makam Mbah Cawet.
Untuk mengetahui kebenaran adanya Mbah Cawet.
Hal yang sama disampaikan oleh salah satu warga yang bernama Uswatun Hasanah (55) warga Cawet Dusun Watugajah istri dari Kiai Nur Iman pengasuh Pondok Pesantren Mamba’ul Ulum Desa Cawet.
Ketika itu Uswatun tengah sibuk bertani di sawahnya yang terletak di depan makam.
Menurutnya nama cawet berasal dari nama sesepuh desa Mbah Cawing Tali.
Panggilan Mbah Cawing Tali sebab dulu orangnya hanya memakai celana dalam saja.
Ia menggunakan sarung lalu diikat dengan tali yang secara bahasa Jawa disebut cawing.
“Mbah Cawing Tali oleh masyarakat disingkat Mbah Cawet.
Beliau dulu orang yang babad alas desa ini.
Selain itu Mbah Cawet juga kepala desa dan penjaga makam Mbah Wasid,” ulasnya.
Ia menjelaskan di Cawet ada lima sesepuh desa masing-masing yaitu Mbah Wasid, Mbah Sula, Mbah Tarwin, Mbah Sibu, dan Mbah Cawet.
Kelimanya juga merupakan penyebar agama Islam di Desa Cawet.
Namun yang baru di makamkan dan dibuatkan atap baru makam Mbah Wasid dan Mbah Sula.
Ia kemudian menunjukan makam Mbah Cawet yang berbentuk gundukan tanah di salah satu sawah.
"Ini makam Mbah Cawet.
Harapan saya inginnya makam ini dirawat kemudian dibuat rumah seperti makamnya Mbah Wasid dan Mbah Sula,” ulasnya.