DISWAY JOGJA - Teknologi yang terus berkembang di era digital seperti saat ini memang banyak memberikan dampak positif. Selain dapat memberikan informasi yang cepat, kemajuan teknologi juga dapat menunjang kinerja manusia.
Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, tindak kejahatan pun juga berevolusi dalam bentuk kejahatan siber. Salah satu kejahatan siber yang paling umum adalah kebocoran data. Apa sebenarnya kebocoran data dan bagaimana cara pencegahannya?
Kebocoran data (data leak) adalah fenomena ketika data sensitif seperti data pribadi atau perusahaan terekspos di internet. Contohnya, tren sticker add yours Instagram yang viral beberapa waktu lalu. Kebocoran data juga dapat terjadi karena hilangnya perangkat seperti hard disk atau laptop.
Kebocoran data pribadi belakangan menjadi perbincangan panas yang bergulir di media sosial, hal itu terjadi setelah mencuatnya kasus yang ada di BPJS Kesehatan.
Sebenarnya kejadian semacam ini bukan baru-baru ini aja terjadi, melainkan udah lagu lama yang nggak pernah ada keseriusan dalam penanganannya. Baik dari pemerintah sendiri yang dinilai abai, ditambah lagi pemahaman masyarakat Indonesia tentang bahayanya data pribadi jika tersebar.
Memang benar kalau pemerintah Indonesia pasti punya tanggung jawab besar di balik kasus bocornya data-data pribadi milik warganya belakangan ini. Namun, nggak dimungkiri juga jika kita sebagai masyarakat sebenarnya sering banget teledor terkait urusan yang satu ini.
Penyebab kebocoran data
Alih-alih bisa menyimpannya rapat-rapat, kita malah sering kali turut menyebarluaskan secara nggak sengaja. Kamu sadar nggak sih, kalau lewat hal-hal di bawah ini data pribadi milikmu itu bisa bocor?
1. Mengirim data pribadi pada berkas lamaran kerja
Punya pekerjaan yang layak memang merupakan impian semua orang, makanya nggak heran jika setiap orang berlomba-lomba untuk mencari pekerjaan. Namun, sayangnya banyak keteledoran yang terjadi di proses tersebut. Perusahaan mintanya cuma fotokopi ijazah, tapi kamu ngirimnya lengkap dengan data pribadi milikmu yang lainnya. Nggak bisa menjamin juga kalau orang yang dipasrahin tersebut benar-benar bertanggung jawab, kan?
2. Bungkus nasi pakai kertas fotokopi kartu keluarga
Kalau kamu sempat, coba perhatikan bungkusan-bungkusan nasi kucing yang biasanya dijual di angkringan deh. Pasti setidaknya sesekali kamu bakalan menemukan fotokopian Kartu Keluarga yang dipakai untuk membungkus nasi-nasi tersebut. Pantes aja orang jahat zaman sekarang gampang banget nyolong data pribadi milik kita.