Mencegah Ancaman Penyakit Jantung: Diet Sehat sebagai Senjata Utama

Minggu 16-07-2023,13:39 WIB
Reporter : Fizar
Editor : Fizar

 

DISWAY JOGJA - Kesehatan jantung merupakan aset berharga yang perlu dijaga dengan baik. Tidak dapat dipungkiri bahwa ancaman penyakit jantung menjadi momok menakutkan bagi banyak orang. Namun, jangan khawatir, karena ada solusi yang terjangkau dan efektif untuk mengurangi risiko penyakit jantung, yaitu dengan mengadopsi diet sehat. Diet sehat telah terbukti menjadi senjata ampuh dalam menjaga kesehatan jantung dan mencegah berbagai masalah kardiovaskular. Inilah saatnya untuk mengenali kekuatan penuh dari makanan yang kita konsumsi dan memberikan perubahan positif dalam gaya hidup untuk memastikan kesehatan jantung yang optimal. Dalam artikel ini, akan dijelaskan beberapa poin terkait dampak berat badan terhadap kesehatan jantung, di antaranya:

 

Program Penurunan Berat Badan dan Kesehatan Jantung

 

Dalam hal ini, dr. Muliana Daya, M. Gizi, SpGK, Spesialis Gizi Klinik menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara program penurunan berat badan dan kesehatan jantung, terutama jika berat badan awal seseorang berada dalam kondisi berlebih atau obesitas.

 

“Ya, jelas ada kaitannya antara program penurunan berat badan terhadap kesehatan jantung. Ya, tapi tergantung pada berat badan awalnya,” ujarnya melalui kanal YouTube DRV CHANNEL (16/7/2023).

 

Menurut American Heart Association, penurunan berat badan sebesar 10% dari berat badan awal dapat memberikan manfaat dalam memperbaiki kondisi metabolik. Dampak positif ini termasuk penurunan kadar trigliserida, penurunan kadar kolesterol, penurunan tekanan darah, dan peningkatan kontrol gula darah. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi risiko gangguan kardiovaskular. Namun, perlu diingat bahwa penurunan berat badan harus dilakukan dengan cara yang sehat dan tepat.

 

Dampak Kenaikan Berat Badan atau Obesitas pada Kesehatan

 

Selain meningkatkan risiko penyakit jantung, peningkatan berat badan atau obesitas juga berdampak pada risiko munculnya penyakit lainnya. Pertama, terkait dengan penyakit metabolik, seperti gangguan kontrol gula darah atau diabetes, serta gangguan profil lipid seperti peningkatan kadar trigliserida dan kolesterol, serta masalah tekanan darah tinggi (hipertensi). Selain itu, pasien obesitas sering mengalami gangguan hormonal, seperti Polycystic Ovary Syndrome (PCOS), atau gangguan siklus menstruasi pada remaja perempuan. Kondisi ini juga dapat menyebabkan gangguan mood dan bahkan dapat membahayakan sistem pernapasan.

 

Tak jarang pula ditemukan bahwa pasien dengan peningkatan berat badan atau obesitas mengalami sleep apnea, yang disebabkan oleh penumpukan masalah kesehatan di atas. Sleep apnea dapat mempengaruhi keluhan-keluhan yang telah disebutkan sebelumnya. Selain itu, saat ini kita juga berada dalam era pandemi, dan beberapa studi telah menunjukkan bahwa pasien obesitas memiliki risiko mengalami kebutuhan ventilator atau mesin bantu pernapasan sebesar dua kali lipat dibandingkan dengan yang tidak mengalami obesitas.

 

“Seringkali kita juga menemukan pasien-pasien yang mengalami kenaikan berat badan atau obesitas mengalami yang namanya sleep apnea,” ujar dr. Muliana.

 

Ukuran lingkar pinggang pada pasien dengan obesitas juga menjadi perhatian serius. Obesitas sentral, yaitu obesitas yang terfokus pada penumpukan lemak di daerah perut atau abdomen, menjadi faktor risiko yang harus diwaspadai. Ukuran lingkar pinggang di atas 90 cm untuk laki-laki dan di atas 80 cm untuk perempuan dianggap sebagai obesitas sentral. Beberapa studi menunjukkan bahwa obesitas sentral ini memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap penyakit metabolik.

 

Faktor Genetik dan Gaya Hidup dalam Pengendalian Obesitas

 

Kita mungkin bertanya-tanya apakah obesitas dipengaruhi oleh faktor genetik. Secara genetik, sekitar 30-40% faktor obesitas dipengaruhi oleh keturunan. Namun, sekitar 60-70% dipengaruhi oleh gaya hidup dan pola makan yang dapat kita kendalikan. Ini berarti kita bisa mencegah obesitas meskipun memiliki faktor risiko genetik.

 

Langkah Pencegahan untuk Kesehatan Jantung yang Lebih Baik

 

Nah, bagaimana cara mencegah dan menangani obesitas? Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah pola makan atau diet yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan tubuh, bukan hanya berdasarkan keinginan semata. Selanjutnya, penting untuk menjaga aktivitas fisik yang cukup. Menurut American Heart Association, 30 menit aktivitas fisik per hari atau 150 menit per minggu dapat memberikan manfaat bagi kesehatan jantung. Terakhir, jangan lupa untuk memantau berat badan secara teratur. Jika terjadi peningkatan berat badan, langkah-langkah penurunan berat badan yang sehat dapat dilakukan. Ingat, penurunan berat badan harus dilakukan dengan cara yang benar dan sehat.

 

Saat kita mencermati pentingnya diet sehat dalam menurunkan risiko penyakit jantung, tak dapat dipungkiri betapa besar pengaruhnya terhadap kualitas hidup kita secara keseluruhan. Perubahan kecil dalam pola makan dan gaya hidup sehari-hari dapat membawa perbedaan besar dalam upaya pencegahan penyakit jantung yang menghantui banyak orang. Mari kita ingatkan diri kita sendiri bahwa memilih asupan makanan yang tepat adalah bentuk kasih sayang terhadap tubuh dan jantung kita. Dengan tekad dan kesadaran, kita dapat mencapai kualitas hidup yang lebih bermakna dan sehat, serta menyapa masa depan dengan penuh keyakinan.

Kategori :