” Sekarang ini kita tidak lagi perlu mencari kemerdekaan . Kemerdekaan sudah diraih oleh para pahlawan pendiri bangsa ini, merawatnya salah satunya dengan mencuci bendera," katanya.
Adapun air yang dipergunakan untuk mencuci diambilkan dari tujuh mata air, seperti umbul Jumprit, Liyangan, Situk, Tuk Budaya, dan Tuk Mulyo. Sejumlah mata ir tersebut menjadi mata air penghidupan bagi masyarakat, karena mata air itu tidak pernah mati meskipun musim kemarau tiba.
” Mencuci bendera merah putih bersama ini sebagai sarana penanaman karakter agar menjadi pelajar Pancasila, ” katanya.
Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Temanggung Agus Sujarwo mengatakan, pemerintah mendukung adanya mencuci bendera merah putih oleh ribuan pelajar dari SD/MI, SMP, SMA/SMK.
” Apa yang dilakukan siswa ini sebagai penyemangat dalam menumbuhkan dan membentuk karakter siswa sebagai generasi penerus bangsa," katanya.
Agus berharap , kegiatan itu bukan sekedar seremonial namun berkelanjutan dalam penanaman nasionalisme dan gelorakan semangat mengisi kemerdekaan dengan jiwa serta semangat proklamasi.
Menurut dia, Temanggung dan Parakan sebagai kota pusaka telah melahirkan tokoh-tokoh nasional yang di antaranya Muh Roem, Kiai Subkhi dan Bambang Sugeng. ” Mereka akan selalu memberi spirit terutama generasi muda, ” kata dia.
Anggota DPRD Kabupaten Temanggung Riyadi Kaunaen mengatakan, kegiatan pencucian bendera merah putih menjelang perayaan Kemerdekaan RI ke-77 ini merupakan salah satu bentuk kegiatan untuk menumbuhkan jiwa nasionalisme.