BANTUL (Disway Jogja) - Rekaman video viral di media sosial yang menampilkan belasan remaja sedang konvoi menggunakan sepeda motor membuat geger masyarakat di Yogyakarta.
Rombongan remaja itu memamerkan kegarangan mereka di jalanan sambil menenteng senjata tajam. Bahkan, ada yang menggesekkan senjata tajam ke aspal dan memutar-mutarkan sabuk yang diikat ke gir sepeda motor.
Atas viralnya video tersebut, Polres Bantul melakukan penyelidikan. Setelah diperiksa dengan saksama, aksi koboi belasan remaja itu diketahui terjadi pada Kamis (19/5) sekitar pukul 15.00 WIB di Jalan Samas, Bambanglipuro, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Polisi lantas melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap identias para pelaku.
Hanya dalam waktu satu hari, pada Jumat (20/5) Satuan Reserse Kriminal Polres Bantul menangkap 17 remaja yang diduga sebagai pelaku kebut-kebutan sambil membawa senjata tajam.
Dari 17 remaja yang ditangkap, dua di antaranya sudah ditetapkan sebagai tersangka karena nekat membawa sajam.
Polisi menjerat dua tersangka dengan Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 dengan ancaman hukuman kurang lebih 10 tahun penjara.
Kasatreskrim Polres Bantul AKP Archye Nevada dalam konferensi pers di Mapolres Bantul mengatakan petugas melakukan penyelidikan seusai mendapatkan video yang viral di media sosial (medsos) tentang adanya rombongan remaja yang membawa senjata tajam.
"Kami tim lidik mendapatkan informasi di medsos adanya video sekelompok remaja yang berkumpul menggunakan motor kebut-kebutan, kemudian menggunakan sajam untuk menakut-nakuti sekolah lain," katanya.
Dia mengatakan dari hasil pemeriksaan bahwa kelompok remaja yang berasal dari SMA di Kretek Bantul tersebut hendak menyerang pelajar SMA yang ada di wilayah Bambanglipuro karena ingin membalas dendam.
Mereka terprovokasi oleh pelajar SMA di Bambanglipuro beberapa saat sebelum aksi konvoi di jalanan.
"Pelajar SMA di Kretek tidak terima karena saat anak SMA di Bambanglipuro lewat di depan sekolah membleyer-bleyer sepeda motor. Itu dianggap menantang sehingga anak SMA di Kretek berinisiatif untuk membalas menyerang balik sekolah yang ada di Bambanglipuro," katanya. Namun, tawuran antarapelajar batal terjadi karena ternyata SMA di Bambanglipuro kosong. (antara/jpnn)