MEJASEM (Disway Jateng) – Kendati Presiden Jokowi berkali-kali menegaskan taat pada konstitusi dan menolak perpanjangan masa jabatan, sejumlah tokoh politik tetap bergeming. Terakhir, wacana berupa penundaan Pemilu yang berdampak pada perpanjangan masa jabatan presiden.
Terkait hal itu, Budayawan Pantura Drs Atmo Tan Sidik pada acara Sosdapil MPR-RI bersama Dr Abdul Fikri Fakih di Bin’s Cafe & Resto, Sabtu (2/4) menyatakan, dalam bagan skema kultur Jawa ada satu tagline atau adagium “Sabdo Pandhito Ratu Tan Keno Wolak-walik”. Pemimpin, lanjut Atmo, oleh Allah SWT sudah diskenario mendapatkan kelebihan khusus. Karena itu ia harus merawat apa yang sudah dikatakan. Jangan sampai dilanggar.
“Apalagi Presiden sudah minta untuk menghentikan wacana perpanjangan jabatan. Presiden menegaskan sangat taat konstitusi. Jabatannya harus berakhir pada 2024. Mudah-mudahan ia tidak tergoda untuk itu (memperpanjang masa jabatan Presiden, red),” ungkapnya.
Ia juga meyakini, Presiden paham betul karakteristik mentalitas bangsa Indonesia yang mudah melambungkan pujian. Satu contoh, ketika Presiden Pertama RI, Soekarno, mendapat banyak gelar kehormatan seperti Panglima Besar Revolusi, Ratu Adil, Penyambung Lidah Rakyat dan beberapa legitimasi yang lain, ia pada akhirnya diturunkan.
“Pun Presiden berikutnya, Suharto. Mengalir sejumlah pujian, diantaranya Bapak Pembangunan. Bahkan puncaknya terjadi kebulatan tekad para elit saat itu yang meyakinkan Suharto mampu menjabat Presiden pada periode berikutnya. Namun akhirnya diturunkan juga. Saya yakin, Presiden saat ini cukup waspada dan belajar dari sejarah bangsa ini,” katanya.
Menyikapi itu, Anggota DPR RI Dr Abdul Fikri Faqih menegaskan kesiapannya mengawal aspirasi dari sejumlah pihak soal penolakan penundaan Pemilu 2024.
"Kami akan mengawal dan menyuarakan aspirasi ini di parlemen," kata Fikri.
Ia mengakui sempat muncul sejumlah kelompok masyarakat yang menyampaikan aspirasi penolakan penundaan Pemilu 2024 maupun wacana perpanjangan masa jabatan presiden.
Sejumlah elemen masyarakat dari serikat pekerja, kelompok kesenian, pengemudi ojek daring dan nelayan menyampaikan aspirasi disela pelaksanaan Bimbingan Teknis Anggota Legislatif PKS se-Jatim, Jateng dan Yogyakarta di Surabaya pada akhir Maret 2022 lalu.
“Aspirasi ini adalah amanah yang harus diperjuangkan. Aspirasi publik adalah nurani rakyat yang harus didengar agar tidak ada upaya inkonstitusional demi kekuasaan,” ujarnya.
Selain mahasiswa, peserta yang hadir pada acara tersebut didominasi para seniman dan budayawan, seperti Mohammad Ayub, Endhy Kepanjen, Ipuk NM Nur, Lanang Setiawan, Dwi Ery Santoso, Dhimas Riyanto, Ki Dalang Anton Surono dan Presiden Sastra Tegalerin Dr Maufur.
Penulis : Wawan Setiawan
Editor : Sekhun