Fermaze UGM, Mengubah Limbah Ayam Jadi Suplemen Bernutrisi untuk Peternakan Ramah Lingkungan
Tim PKM-K Fermaze UGM menampilkan produk suplemen pakan Fermaze berbahan limbah ayam yang diolah dengan maggot BSF, mendukung peternakan berkelanjutan dan ramah lingkungan.--Foto: HO (Humas UGM)
YOGYAKARTA, diswayjogja.id – Tim Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) Fermaze Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil menciptakan inovasi mengubah limbah kotoran ayam menjadi suplemen pakan bernutrisi.
Tim PKM-K Fermaze UGM terdiri dari Najwa Ramadhani (Fakultas Teknologi Pertanian 2023), Dimas Landung Ghofaro (Fakultas Peternakan 2023), Afifah Diaz Restu Mawarni (Fakultas Peternakan 2023), dan Armedina Radine (Sekolah Vokasi 2024). Mereka dibimbing oleh Ir. Galuh Adi Insani, dosen Fakultas Peternakan UGM.
Inovasi ini menjadi jawaban atas masalah limbah peternakan yang menimbulkan pencemaran udara, air, hingga risiko kesehatan akibat gas ammonia dan hidrogen sulfida dari proses dekomposisi.
Renata Satriatama Ranukumbolo, mahasiswa FMIPA 2023, menjelaskan bahwa melalui proses yang dilakukan, limbah tidak hanya diolah untuk mengurangi pencemaran, tetapi juga mampu mengoptimalkan nutrisi yang dapat diserap kembali oleh ayam.
BACA JUGA : UGM Ingatkan Pemerintah dan DPR agar Batalkan Kebijakan yang Menambah Kesenjangan
BACA JUGA : UGM Resmi Nonaktifkan Mahasiswa Tersangka Pembunuhan Kacab Bank BRI Cempaka Putih
“Maggot Black Soldier Fly (BSF) yang kami gunakan berperan sebagai sumber protein berkualitas, sehingga mencegah defisiensi gizi pada ayam petelur,” katanya.
Fermaze diformulasikan dengan tambahan tepung tulang sebagai sumber kalsium yang penting bagi pembentukan cangkang telur.
Dengan 94 persen cangkang telur terdiri dari kalsium, keberadaan nutrisi ini sangat krusial agar hasil telur tidak tipis, rapuh, atau cacat.
“Kami ingin mengolah limbah menjadi sumber daya baru yang bermanfaat, sehingga bisa menekan biaya produksi, menjaga lingkungan, sekaligus memperkuat daya saing peternak kecil,” tambahnya.
Ia menambahkan bahwa inovasi ini lahir karena industri peternakan ayam petelur Indonesia terus berkembang pesat.
“Permintaan protein hewani yang tinggi membuat sektor ini semakin dilirik peternak muda hingga investor agribisnis,” ucapnya.
Pada pertengahan 2025, produksi nasional mencapai 6,52 juta ton. Meski peluang besar terbuka, tantangan limbah kotoran ayam tetap menjadi persoalan serius. Fermaze hadir sebagai wujud nyata ekosistem peternakan berkelanjutan, sekaligus mengurangi pencemaran lingkungan.
BACA JUGA : Anies Baswedan di UGM: Demokrasi Bisa Hancur Jika Relnya Dikendalikan Kekuasaan
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: