Kelola Program MBG, SMKN 4 Yogyakarta Bakal Optimalkan melalui Karyawan Outsourcing
Untuk memaksimalkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) SMK Negeri 4 Yogyakarta mengoptimalkan peran karyawan outsourcing yang melakukan penyaluran ke ribuan siswa sekolah tersebut. --Dok. SMKN4 YK
YOGYAKARTA, diswayjogja.id - Untuk memaksimalkan program Makan Bergizi Gratis (MBG), SMK Negeri 4 Yogyakarta mengoptimalkan peran karyawan outsourcing yang melakukan penyaluran ke ribuan siswa sekolah tersebut.
Kepala SMKN 4 Yogyakarta, Nurlatifah Hidayati, mengungkapkan pihak katering atau distributor makanan biasanya menyiapkan makanan di meja yang telah disiapkan pihak sekolah, kemudian pihaknya menyalurkan ke 1.258 paket MBG untuk siswa kelas X dan kelas XI.
Sejak diterapkan program MBG pada 20 Februari 2025 lalu, Nurlatifah menyebutkan penyaluran berjalan lancar dan tertib. Namun, beberapa waktu terakhir, pengelolaan yang melibatkan guru dinilai memberatkan.
"Bukan keberatan MBG-nya, tapi ada sistemnya, atau ada pengelolaan di sini yang sekarang ini baru terasa lelah, tapi kan baru mau dicari solusi," ujarnya ditemui awak media di SMKN 4 Yogyakarta, Selasa (6/5/2025).
BACA JUGA : MBG Sasar SD Muhammadiyah Karangkajen, Satu Kemantren Butuh 10 Dapur
BACA JUGA : Program Makan Bergizi Gratis di Kota Yogyakarta Dimulai, Dukung Generasi Sehat Berprestasi
Nurlatifah menambahkan, saat jam istirahat misalnya, guru tidak bisa menemani para siswa saat distribusi MBG tersebut. Meskipun pihaknya telah menagkomodir jumlah siswa yang hadir untuk mendapatkan makanan bergizi tersebut.
"Jadi, setiap pagi itu memang kami sudah lalui dari awal kita tata dengan baik supaya lancar. Kami buat pokja (kelompok kerja), kami buat yang ngurusin siapa. Pagi itu udah ada Google Form yang di-share ke wali kelas. Nah, itu semuanya enggak masalah, dari sisi pendataan kami bantu," katanya.
Siswa juga telah diminta pihak sekolah untuk mengambil makanan di meja yang telah disediakan untuk tertib. Hal tersebut juga sebagai pembelajaran karakter sekaligus budaya antri.
"Tapi kan tetap harus ada yang mendampingi, yang mengelola. Tidak bisa dipasrahkan siswa begitu saja. Harus ada yang ngawasi, entah dari karyawan atau dari guru yang kita tugasi. Nah, setelah kita atur, kelas ini jumlahnya 32, lepasin (ikatan) 32 taruh di sini (meja)," jelasnya.
BACA JUGA : Siap Dukung Program MBG, Dapur SPPG UNISA Yogyakarta Segera Beroperasi
BACA JUGA : Program MBG Perdana Digelar di Kabupaten Gunungkidul, Siswa Terlihat Sangat Antusias
Pendistribusian makanan terebut agar pihak sekolah tidak kerepotan ketika siswa mengembalikan ke meja awal, sehingga siswa terbiasa melakukan budaya tertib dan rapi.
"Setiap hari kan ngurusin kayak gitu. Padahal tugas-tugas pokok, ternyata banyak yang harus diselesaikan. Eee, dihitung-hitung itu ternyata jamnya butuh waktu sekitar 3 jam. Itu sampai checking jumlahnya sesuai," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: