Harga Anjlok Imbas PMK, Banyak Warga Gunungkidul Beli Borong Ternak Sapi Murah

JOGJA, diswayjogja.id - Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) masih menghantui peternak sapi di Indonesia, termasuk di Gunungkidul.

Penyakit ternak ini bahkan menyebabkan ratusan sapi mati dan berdampak pada anjloknya perdagangan ternak di pasar hewan.

Namun, di tengah kondisi tersebut, justru banyak orang yang memanfaatkan harga sapi murah untuk memborong hewan ternak.

Mereka akan menjual sapi kembali ketika kondisi sudah kembali normal dengan harga yang tinggi.

BACA JUGA : Update Kasus PMK di Sleman: 313 Ternak Sakit, 147 Sembuh, Dua Ribu Lebih Dosis Vaksin Sudah Diluncurkan

BACA JUGA : Menko PMK Pratikno Pastikan Efisiensi Anggaran Tak Ganggu Penanganan Bencana

Lurah Pasar Sapi Siyono, Isnaningsih, mengungkapkan bahwa wabah PMK menyebabkan jumlah sapi yang diperjualbelikan di pasar hewan turun drastis.

Sebelumnya rata-rata jumlah ada 400-500 ekor sapi per hari, namun kini jumlahnya hanya sekitar 90 ekor.

“Bahkan, pernah hanya ada 40 ekor sapi yang masuk pasar dalam sehari,” kata Isnaningsih, Minggu (9/2/2025).

Dampak lain dari wabah ini adalah harga sapi yang anjlok hingga 50 persen dibanding dengan harga normal.

BACA JUGA : Kurangi Efek Infeksi Parasit, Fakultas Peternakan UGM Sebut Obat Herbal Cocok untuk Sembuhkan Ternak PMK

BACA JUGA : Cegah Perkembangan Kasus PMK, Pemkot Yogyakarta Kembali Lakukan Vaksinasi Ternak secara Intensif

Banyak blantik (makelar sapi) yang memilih beralih menjadi blantik kambing, karena kambing dianggap lebih aman dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Menurutnya kondisi pasar Sapi Siyonoharjo sepi karena banyak pemilik sapi takut membawa ternaknya ke pasar karena khawatir tertular PMK.

Sumber: jogja.suara.com