Bakmi Pentil; Kuliner Penuh Historis dan Budaya yang Melekat Bagi Masyarakat Bantul
Bakmi Pentil merupakan kuliner tradisional yang berbahan dasar tepung tapioka dengan toping ayam suwir.--
YOGYAKARTA, diswayjogja.id - Bakmi Pentil adalah salah satu kuliner khas Bantul, Yogyakarta, yang memiliki cita rasa unik dan bentuk yang berbeda dari bakmi pada umumnya.
Kuliner tradisional ini dikenal dengan nama "pentil" karena bentuk mi-nya yang panjang, kenyal, dan tebal menyerupai karet gelang. Meskipun memiliki nama yang unik dan sedikit mengundang tawa, Bakmi Pentil menjadi salah satu makanan legendaris yang hingga kini masih banyak diminati oleh masyarakat lokal maupun wisatawan.
Bakmi Pentil terbuat dari bahan dasar tepung tapioka atau pati singkong yang memberikan tekstur kenyal dan elastis. Berbeda dengan mi berbahan tepung terigu, Bakmi Pentil tidak mudah putus dan memberikan sensasi menggigit yang khas. Biasanya, bakmi ini memiliki dua warna, yaitu kuning dan putih. Warna kuning berasal dari pewarna alami seperti kunyit, sedangkan warna putih merupakan warna asli dari adonan tepung tapioka.
Salah satu daya tarik dari Bakmi Pentil adalah cara penyajiannya yang sederhana namun menggugah selera. Bakmi ini biasanya disajikan dengan campuran sayur-sayuran seperti daun singkong atau kubis, sambal goreng tempe, dan kuah santan kental yang gurih. Kadang-kadang, bakmi ini juga dilengkapi dengan lauk sederhana seperti kerupuk atau gorengan. Perpaduan rasa gurih dari santan dan sambal yang pedas menciptakan sensasi nikmat yang membuat siapa saja ingin mencicipinya lagi.
BACA JUGA : Rekomendasi Kuliner; Cokelat Monggo Cocok untuk Buah Tangan Ikonik Jogja
BACA JUGA : Simak 8 Rekomendasi Tempat Wisata Kuliner Di Gunungkidul, Yang Enak dan Murah Bisa untuk Rombongan
Bakmi Pentil lebih sering dijumpai di pasar-pasar tradisional di Bantul, terutama pada pagi hari. Para pedagang biasanya menjual Bakmi ini dalam porsi kecil yang dibungkus daun pisang, sehingga memberikan aroma khas yang alami.
Harga satu porsi Bakmi Pentil sangat terjangkau, biasanya hanya sekitar Rp 5.000 hingga Rp 10.000, menjadikannya salah satu kuliner yang ramah di kantong.
Keunikan lain dari Bakmi Pentil adalah rasa dan teksturnya yang berbeda dari mi modern. Teksturnya yang kenyal sering kali mengingatkan pada makanan tradisional yang kerap dibuat secara rumahan. Tidak heran jika Bakmi Pentil menjadi salah satu makanan yang banyak dicari oleh masyarakat yang ingin bernostalgia dengan cita rasa masa kecil mereka.
Di tengah tren kuliner modern, Bakmi ini tetap bertahan sebagai salah satu simbol kekayaan kuliner tradisional Bantul.
BACA JUGA : Wedang Uwuh; Kekayaan Kuliner Indonesia khas Yogyakarta yang Melegenda
BACA JUGA : Brongkos; Kuliner Khas Masyarakat Jawa yang Kaya Akan Rempah dan Cita Rasa Autentik
Seiring waktu, Bakmi ini juga mulai mengalami variasi dalam penyajiannya. Beberapa pedagang kreatif menambahkan topping seperti ayam suwir, bakso, atau telur ceplok untuk memberikan sentuhan modern pada hidangan ini. Meskipun demikian, versi asli Bakmi ini dengan sambal goreng tempe dan daun singkong tetap menjadi favorit utama karena rasa tradisionalnya yang autentik.
Proses pembuatan Bakmi Pentil juga cukup unik dan membutuhkan keahlian. Adonan tapioka diolah hingga mencapai konsistensi yang pas, lalu dibentuk memanjang seperti mi menggunakan alat sederhana atau tangan. Setelah itu, mi direbus hingga matang dan dibiarkan dingin sebelum disajikan. Karena teksturnya yang kenyal, Bakmi ini sering kali tahan lebih lama dibandingkan mi biasa, sehingga cocok untuk dijual di pasar tradisional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: