Ramai Isu Judi Online, Rektor Kampus UAJY dan UII Jogja Katakan Mahasiswanya Masih Bersih

Ramai Isu Judi Online, Rektor Kampus UAJY dan UII Jogja Katakan Mahasiswanya Masih Bersih

Rektor UAJY dan UII sebut mahasiswanya belum ada yang terjaring kasus Judi Online-Foto by Tribunnews.com-

"Belum, kalau adapun nanti akan diatur dan dikoordinasikan oleh Kantor Kemahasiswaan Alumni & Campus Ministry bekerjasama dengan Wakil Rektor III," jelasnya.

Senada, Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Fathul Wahid menyampaikan sampai hari ini tidak ada aduan atau laporan adanya mahasiswa UII yang terjerat judi online. 

Ia mengatakan UII sedang menyiapkan materi kampanye untuk membangun kesadaran kolektif tentang bahaya judi online.

"Kami tidak mendapatkan aduan atau laporan terkait dengan mahasiswa UII yang terjerat judi online," kata Fathul.

BACA JUGA : Libatkan Pemilih Difabel, Bawaslu Brebes Gencarkan Sosialisasi Pengawasan Pemilihan Partisipatif

BACA JUGA : Pemkab Siapkan Rp 52,7 Miliar untuk Program Makan Bergizi Gratis, Defisit APBD Bantul Semakin Membengkak

Kasus Judi Online Mahasiswa UAD Jogja

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Gatot Sugiharto, mengakui ada mahasiswanya yang terjerat judol. Bahkan, mahasiswa tersebut sampai putus kuliah.

"Ada ya, ada. Tapi sekarang nampaknya orangnya sudah keluar. Tapi enggak banyak ya. Kalau di UAD kebetulan enggak banyak (kasus judolnya)," kata Gatot saat ditemui di Kepatihan Pemda DIY, Jumat (22/11).

Gatot menceritakan, satu kasus mahasiswa yang sampai putus kuliah karena judol. Saat itu, Gatot yang menangani langsung persoalan mahasiswa itu.

"Dan langsung ketemu dengan saya. Saya harus lakukan tindakan secara langsung," katanya.

Awal bisa kecanduan judol, mahasiswa tersebut mengaku terbawa teman. Apalagi jumlah uang untuk judol ini tak melulu harus besar.

"Lah sekarang judi online itu kan slot-nya mulai dari Rp 10 ribu kan ada," katanya.

Dari Rp 10 ribu itu, jumlah uang yang dipertaruhkan untuk judol meningkat.

"Nah, setelah sampai Rp 10 juta terus semua habis ya. Ya penasaran, nanti dikasih lagi. Begitu terus polanya," bebernya.

"Kalau anak ini yang kemarin kita tangani akhirnya dia harus memilih keluar. Memilih keluar. Tidak melanjutkan (kuliah)," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: harianjogja.com