Mengulik Ritual dan Tujuan Jamasan Pusaka Keraton Yogyakarta
Prosesi rangkaian ritual jamasan pusaka-warta.jogjakota.go.id-
Seluruh rangkaian Jamasan Pusaka diawali dengan Sugengan Ageng, yaitu memanjatkan doa-doa agar selama prosesi upacara pmebersihan pusaka dapat berjalan dengan baik dan lancar.
BACA JUGA : Situasi Kebocoran Semen Di Bantul Yogyakarta Cukup Menarik Perhatian Publik
BACA JUGA : Wujudkan Perlindungan Anak, Pemkot Yogyakarta Gelar Bimtek Raih Predikat Kota Layak Anak
Sugengan Ageng dilaksanakan satu hari sebelum Jamasan Pusaka dan bertempat di Gedhong Prabayeksa. Acara ini kemudian dilanjutkan dengan tirakatan yang diselenggarakan di Masjid Panepen.
Berhubungan dengan perbedaan wujud maupun tingkat kekeramatan, maka terdapat perbedaan pada ubarampe maupun proses pembersihan masing-masing pusaka.
Selain itu, waktu pelaksanaan upacara tradisi yang satu ini juga berbeda, dibagi menjadi dua hari.
Pusaka-Pusaka yang Dijamas
Proses Jamasan Pusaka di Keraton Yogyakarta diawali dengan jamasan pada pusaka Kanjeng Kiai Ageng Plered. Setelah itu baru dilaksanakan jamasan pada pusaka-pusaka lainnya.
BACA JUGA : Bus Pariwisata Yogyakarta, Si Thole Bisa Jalan dengan BBM Sampah Plastik
BACA JUGA : Proses Beautifikasi Rampung, Begini Tampilan Wajah Baru Stasiun Tugu Yogyakarta
1. Pusaka Tosan Aji
Proses jamasan pada pusaka-pusaka berwujud tosan aji tidak jauh berbeda dengan proses pembersihan tosan aji pada umumnya.
Pusaka dibersihkan dengan menggunakan cairan jeruk nipis agar minyak dan kotoran yang menempel pada pusaka selama satu tahun lalu dapat larut dan disiram dengan air bersih.
Saat pusaka telah kering, maka permukaan pusaka diberi warangan yang terbuat dari arsenik sehingga melindungi pusaka dari karat.
Sebagai sentuhan terakhir, pusaka yang sudah dibersihkan diolesi minyak kelapa yang dicampur dengan minyak cendana.
BACA JUGA : Fakta Dibalik Bakpia yang Sering Dijadikan Buah Tangan Dari Yogyakarta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: kratonjogja.id