Festival Kethoprak dengan Tema Besar Panji, Sarana Penguatan Identitas dan Karakteristik Ketoprak
Festival Ketoprak DIY di gedung Societeit Militaire Taman Budaya Yogyakarta (TBY)-jogjapolitan.harianjogja.com-
Setelah kontingen Bantul, pertunjukan dilanjutkan dari kontingen Gunungkidul yakni dengan lakon Glugut dan Sleman dengan lakon Kembang Kesimpar.
Sementara itu untuk kontingen Kulonprogo dan Kota Jogja penampilannya menyusul pada hari kedua, yakni Sabtu (26/10/2024). Kedua kontingen ini dengan membawakan lakon Singlon dan Candani.
Candani mengisahkan sisi lain dari peristiwa yang terjadi di masa kerajaan Kediri Jenggala. Pada saat pergolakan antara Kediri dan Jenggala ada cerita yang terselip hubungan Panji Asmarabangun dan Dewi Sekartaji.
Takdir menginginkan keduanya bersatu namun alam berkendak lain. Cobaan demi cobaan mereka hadapi, mereka sadar bahwa cinta mereka menjadi bagian strategi politik kerjaannya, peristiwa politis, trik dan intrik, politasi kekuasaan hingga drama-drama asmara yang selalu dihadapi mereka.
Festival Rutin
Kabid Pengembangan dan Pemeliharaan Adat, Tradisi, Lembaga Budaya dan Seni Dinas Kebudayaan DIY, Eni Lestari, menyatakan Festival Ketoprak 2024 adalah salah satu festival rutin yang bertujuan untuk menjadi sarana penguatan identitas seni dan karakteristik ketoprak.
BACA JUGA : Meniliki Sejarah Candi Banyunibo, Peninggalan Zaman Kerajaan Mataram Kuno
BACA JUGA : Hadirkan Guest Star Papan Atas, Event Musik Milikamu Fest 2024 Jogja Digelar Akhir Oktober Mendatang
“Peserta adalah kontingen perwakilan kabupaten/kota se-DIY. Diawali festival berjenjang antar kapanewon atau kemantren. Jumlah pelaku seni setiap kontingen antara 30 sampai 35 orang, durasi penampilan 35-45 menit dengan iringan gamelan langsung,” ujarnya.
Festival yang didukung dengan Dana Keistimewaan DIY ini memperebutkan piala bergilir dan berbagai hadiah bagi kelompok dan individu.
Lima kontingen terbaik pada kategori kelompok mendapatkan Rp 15 juta untuk juara pertama, Rp 14 juta untuk juara kedua, Rp 13 juta untuk juara ketiga, Rp 12 juta untuk juara keempat dan Rp 11 juta untuk juara kelima.
Penilaian dalam festival ini dilakukan oleh dewan juri yang terdiri dari Stefanus Prigel Siswanto, RM Altiyanto Henryawan, Okie Surya Ikawati, Suminto A Sayuti dan Ki Murjana.
“Dengan kriteria penilaian naskah dan pertunjukan, keaktoran, harmoni, dramatik, kreativitas dan iringan,” kata dia.
Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, mengatakan Festival Ketoprak DIY sudah melegenda dengan usia yang hampir mendekati 50 tahun.
BACA JUGA : Awal Mula Prambanan Jazz Festival, Dari Rugi Hingga Sukses Seperti Sekarang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: harianjogja.com