Cegah Bullying, Guru BK Brebes Digembleng Penguatan Kapasitas Perlindungan
MATERI - Narasumber penguatan kapasitas perempuan dan anak memberikan materi bagi guru BK SMP MTS dan Koryan P3KB.-SYAMSUL FALAQ/ RATEG -
BREBES, DISWAYJOGJA - Mengantisipasi sekaligus mencegah terjadinya bullying di lingkungan sekolah direspon serius Pemerintah Kabupaten Brebes. Yakni, melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DB3KB) yang terus menggencarkan sosialisasi dan edukasi.
Bahkan, komitmen tersebut diwujudkan dengan melibatkan Guru Bimbingan Konseling jenjang SMP/ MTS dan Koryan P3KB Brebes.
BACA JUGA:Penerapan P5 di SDN Tanjungsari 01 Kampanyekan Stop Bullying Lewat Pertunjukan Seni
Kepala DP3KB Brebes Akhmad Ma'mun saat dikonfirmasi Radar Tegal mengatakan, Penguatan Kapasitas Perlindungan Perempuan dan Anak menjadi wujud peningkatan layanan komprehensif. Khususnya, kaum perempuan yang rentan menjadi korban kekerasan maupun bullying di lingkungan sekolah.
"Kegiatan penguatan kapasitas perlindungan perempuan dan anak, kali ini menyasar guru BK jenjang SMP dan MTS serta Koryan P3KB di 17 kecamatan. Harapannya, bisa terus meluas dan berkelanjutan," jelasnya di Aula serbaguna Dinas Arpusda, Rabu, 19 Juni 2024.
Peningkatan kapasitas perlindungan perempuan dan anak, lanjut Ma'mun, tujuannya memberikan rasa nyaman dan aman di lingkungan sekolah. Termasuk, pemenuhan hak-hak dengan pemberian yang konsisten dan sistematis. Dengan demikian, kesetaraan gender bisa terwujud dengan berkurangnya kasus kekerasan perempuan dan anak.
”Sekaligus, mendongkrak kualitas penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Serta, meningkatkan kualitas perlindungan bagi perempuan dan anak," ujarnya.
BACA JUGA:Stop Bullying! Mari Kita Cegah Bullying yang Ada di Masyarakat dan Sekolah
Sementara itu, Kabid Perlindungan Perempuan dan Anak DP3KB Fatkhiyaturrohmah menambahkan, selain menggencarkan edukasi pentingnya penguatan kapasitas perlindungan perempuan dan anak dalam mencegah bullying. Pihaknya mengaku, terus mengoptimalkan pentingnya edukasi kesehatan reproduksi remaja.
”Fokus kesehatan reproduksi remaja khususnya perempuan, yakni dengan mencegah terjadinya anemia sebagai pemicu awal stunting. Termasuk, edukasi pentingnya peran aktif masyarakat mencegah kekerasan perempuan dan anak,” imbuhnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: