Keren, 31 Grup Campursari di Anjungan DIY TMII Pentas 120 Jam Nonstop

Keren, 31 Grup Campursari di Anjungan DIY TMII Pentas 120 Jam Nonstop

Sebanyak 31 grup campursari atau sekitar 465 seniman dari DIY maupun luar daerah tampil luar biasa di anjungan DIY Tamana Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta.-DOK.-

DISWAYJOGJA – Luar Biasa. Sebanyak 31 grup campursari atau sekitar 465 seniman dari DIY maupun luar daerah tampil luar biasa di anjungan DIY Tamana Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta. Terlebih, pentas campursari 120 Jam Nonstop DIY berhasil tercatat di Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai pementasan terlama di dunia. Dimana pementasan tersebut dilakukan selama lima hari enam malam.

BACA JUGA:Fantastis! Pada 2024, Perjalanan Semarang-Yogyakarta Bisa Ditempuh 1,5 Jam

Ketua Panitia Gebyar Musik Indonesia Campursari 120 Jam Nonstop Sastro Harjanto mengatakan, acara ini dalam rangka mencatatkan kembali Rekor MURI pentas terlama. Ratusan seniman campursari baik dari DIY maupun luar DIY yang dilibatkan. Mereka pentas sejak Minggu (29/10/2023) pukul 21.00 WIB hingga Jumat (03/11/2023) pukul 21.00 WIB. Dimana sebelumnya, kegiatan serupa pernah dilaksanakan selama 100 jam di Wonogiri dan 90 jam nonstop di Gunungkidul pada 2018 lalu.

BACA JUGA:Malioboro Run 2023, 3.500 Pelari Menyusuri Sumbu Filosofis Yogyakarta

”Kita bersyukur bisa mewujudkan sebuah impian dan semangat para seniman yang selama ini terus berkarya melestarikan seni campursari. Kemudian disatukan dalam kegiatan pentas seni campursari 120 jam nonstop ini. Warnanya mampu menghiasi setiap sudut-sudut, khususnya di mana populasi warga Jawa berada hingga saat ini,” tutur Harjanto.

BACA JUGA:Dihadiri Sri Sultan Hamengku Buwono X, Garrya Bianti Yogyakarta Resmi Dibuka

Sastro menyampaikan kegiatan ini sekaligus didedikasikan bagi sang maestro pembuat genre musik populer Jawa yaitu Alm Manthous. Sang maestro campursari asal Gunungkidul ini telah memberikan warisan berharga karya seni yang menjadi bagian dari kehidupan di masa kini.

BACA JUGA:7 Tempat Sarapan dan Makan Siang Terenak di Yogyakarta dengan Harga Terjangkau

Sastro juga berterima kasih atas dukungan Pemda DIY melalui kucuran Dana Keistimewaan (Danais) dan sejumlah pendukung lainnya. ”Melalui kegiatan ini, Praja Jogja mencoba mensinergikan pementasan campursari menjadi satu kesatuan agar nilai-nilainya tetap terjaga dan lestari. Praja Jogja siap bekerjasama dengan berbagai yang ingin berkarya dan berkreasi sesuai dengan ruang lingkup Praja Jogja itu sendiri,” tandas Sastro.

Sementara itu, Kepala Banhubda DIY Nugrohoningsih mengaku sangat bangga akan penampilan luar biasa dari 31 grup campursari atau sekitar 465 seniman dari DIY maupun luar daerah seperti Jawa Tengah (Jateng). Meskipun butuh banyak effort, pihaknya sangat bersyukur kegiatan pementasan campursari ini sukses dan berjalan lancar, sehingga berhasil meraih Rekor MURI yang dipersembahkan bagi Pemda DIY.

”Kita akan pertahankan dan tingkatkan rekor ini. Tindak lanjut dari keiatan ini, Banhubda DIY akan menggelar perlombaan campursari tahun depan. Pementasan campursari ini merupakan salah satu upaya menjaga, merawat, mengemas dan mempublikasikan budaya Indonesia,” kata Nugrohoningsih.

Nugrohoningsih mengapresiasi Praja Jogja dan seniman seniwati campursari yang telah berdedikasi dan berpartisipasi. Dengan demikian, pementasan Gebyar Musik Indonesia Campursari 120 Jam Nonstop untuk memecahkan Rekor MURI pentas terlama dapat terlaksana.

”Praja Jogja sangat luar biasa telah menciptakan inovasi dalam kegiatan berkesenian dan berkebudayaan,” ungkap Nugrohoningsih.

Nugrohoningsih berharap, pementasan dapat dinikmati masyarakat, baik melalui channel YouTube Banhubda DIY, Praja Jogja maupun Penggemar Wayang Ki Seno Nugroho (PWKS) Jabodetabek. Selama lima hari enam malam berturut, turut Banhubda DIY sekaligus menaruh harapan besar, seluruh rangkaian acara ini dapat memberikan kebaikan bersama. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: