Ilmuwan Menemukan Opsi Pengganti AC yang Ramah Lingkungan

Ilmuwan Menemukan Opsi Pengganti AC yang Ramah Lingkungan

Ilmuwan Menemukan Opsi Pengganti AC yang Ramah Lingkungan--Freepik+picsart

DISWAY JOGJA - Kehidupan di planet ini semakin panas, dan itu memunculkan kebutuhan mendesak akan lingkungan yang sejuk. Namun, paradoksnya, pendingin ruangan yang menjadi penyelamat kita dalam cuaca panas, ternyata juga menjadi salah satu kontributor utama terhadap pemanasan global.

Setiap unit pendingin ini menggunakan gas rumah kaca berbahaya yang disebut Chlorofluorocarbon.

Dalam beberapa tahun terakhir, para ilmuwan telah berusaha untuk menjawab tantangan besar ini dan mencari tolok ukur baru dalam pendinginan pasif di bangunan khusus di cuaca panas, seperti California Selatan.

Mereka mulai meneliti berbagai material atap yang bisa memantulkan sinar matahari serta mengurangi panas yang diserap oleh bangunan. Bagaimana caranya? Mereka menggabungkannya dengan sistem ventilasi yang dikendalikan oleh suhu.

BACA JUGA:6 Tips Menggunakan AC Secara Optimal Ketika di Rumah, Nomor 5 Sering Terjadi dan Dilalaikan..

Sebagian besar dari kita mungkin pernah mendengar tentang lapisan dan material atap khusus yang disebut "cool roof" yang membantu mengatasi masalah atap yang terlalu panas.

Para peneliti juga telah memanfaatkannya untuk meningkatkan kemampuan penolakan panas dari sistem pendingin.

Namun, apa yang menjadi sorotan adalah potensi besar yang belum dimanfaatkan sepenuhnya untuk mengintegrasikan pendekatan ini ke dalam desain arsitektur secara lebih menyeluruh.

BACA JUGA:Simak! 5 Rekomendasi AC Portabel Hemat Listrik yang Cocok untuk Kamu!

Dengan demikian, kita tidak hanya dapat mencegah panas dalam ruangan menyebabkan peningkatan suhu di atmosfer secara pasif, tetapi juga mendorong pergantian udara yang teratur dan sehat.

Remy Fortin, penulis utama penelitian ini dan kandidat PhD di Peter Guo-hua Fu School of Architecture di McGill University, menyatakan, "Kami menemukan bahwa kami dapat mempertahankan suhu udara beberapa derajat di bawah suhu lingkungan yang berlaku, dan beberapa derajat di bawah referensi gold standard untuk pendinginan pasif. Kami melakukan ini tanpa mengorbankan pergantian udara ventilasi yang sehat."

Ini merupakan pencapaian yang signifikan, mengingat pertukaran udara seringkali menjadi sumber pemanas ketika tujuannya adalah menjaga ruangan tetap dingin.

BACA JUGA:Selalu Sejuk Sepanjang Hari, Inilah 7 Cara Supaya Kinerja AC di Rumahmu Makin Maksimal

Harapan para peneliti adalah bahwa temuan ini akan membawa dampak positif bagi masyarakat yang menderita akibat pemanasan iklim yang semakin mengkhawatirkan dan gelombang panas yang semakin sering terjadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: