6 Fakta Nasi Gandul, Makanan Khas Daerah Pati Yang Sekali Makan Bikin Ketagihan

6 Fakta Nasi Gandul, Makanan Khas Daerah Pati Yang Sekali Makan Bikin Ketagihan

--

DISWAY JOGJA - Nasi gandul adalah makanan berupa daging berkuah yang berwarna kecoklatan dengan rasa gurih manis. Sekilas, makanan ini mirip perpaduan soto dan gulai. Desa Gajahmati merupakan daerah yang mempopulerkan nasi gandul di Pati, maka muncul sebutan Nasi Gandul Gajah Mati.

Ada berbagai versi mengenai asal-usul nasi gandul. Salah satu versi menyebutkan bahwa nasi gandul adalah nama pemberian dari pembeli. Pada zaman dahulu di daerah Pati, ada penjual nasi gandul yang menjajakan nasi yang menggunakan pikulan. Pikulan tersebut berisi kuali dan bakul nasi serta peralatan makan nasi gandul di sisi lainnya. Saat pedagang berjalan sambil memanggul pikulan, pikulan tersebut naik turun sesuai langkah penjualnya. Oleh karena itu, masyarakat memberi nama nasi gandul.

Versi lainnya, nama nasi gandul terinspirasi dari cara penyajian nasi gandul yang unik.  Yaitu, piring yang digunakan untuk meletakkan nasi gandul dilapisi dengan daun pisang, kemudian diisi dengan nasi dan kuah. Nasi yang bercampur kuah menyebabkan nasi terlihat menggantung. Dari sinilah, istilah nasi gandul muncul. 

 

Inilah beberapa fakta tentang nasi gandul.

1. Sejarah

Pada awalnya, makanan ini dijual dengan dipikul berkeliling desa. Saat menjualnya pun dunak atau bakul besar yang berasal dari bambu dipukul sehingga nasinya tampak gondal-gandul.

Sejak saat itu, dinamakan nasi gandul dari kata gondal gandul itu sendiri. Dalam bahasa Jawa, gandul berarti menggantung.

2. Berasal dari Pati, Jawa Tengah

Siapa sangka, makanan yang sudah mulai popular di Indonesia ini berasal dari Pati, tempatnya sekitar 2 jam dari Semarang. Walaupun berasal dari kabupaten, siapa sangka makanan ini digemari oleh orang-orang. Rasanya yang pas cocok disajikan dengan jeroan atau daging lainnya.

3. Penyajian menggunakan daun pisang

Jika kamu memperhatikan cara penjual menghidangkan nasi gandul, ada daun pisang yang diletakkan di atas piring. Di berbagai tempat pun, cara penyajian ini masih tetap dilestarikan. Aroma dari daun pisang ini sendiri pun meresap ke nasi dan kuahnya yang kental.

4. Dinikmati dengan daging atau jeroan terpisah

Cara menikmatinya sendiri pun berbeda, ada tambahan daging atau jeroan yang bisa kamu potong sendiri menggunakan gunting yang sudah disediakan. Terdapat lauk terpisah di warung nasi gandul, ada babat, iso, paru, lidah ataupun daging.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: