Gegara ‘Kiai Amplop’, Ketum PPP Suharso Monoarfa Didesak Mundur oleh Para Kadernya

Gegara ‘Kiai Amplop’, Ketum PPP Suharso Monoarfa Didesak Mundur oleh Para Kadernya

Suharso Monoarfa. (Dok PPP)--

"Ini menyakiti, apalagi di kalangan ponpes. Seakan-akan korupsi itu dimulai dari ponpes, padahal ponpes itu antikorupsi. Kalau memberi hadiah itu adalah bentuk menghormati, bentuk mencintai kita ke kiai," tambahnya.

Pernyataan Suharso Monoarfa soal Kiai Amplop

Sebelumnya, Suharso Monoarfa menyinggung kiai yang suka minta 'jatah amplpo' saat ada pejabat yang berkunjung ke pondok pesantren. 

Suharso Monoarfa menyampaikan hal itu dalam 'Pembekalan Antikorupsi Politik Cerdas Berintegritas (PCB) untuk Partai Persatuan Pembangunan (PPP)' di Gedung ACLC KPK, Jakarta, pada 15 Agustus kemarin.

Suharso menceritakan, dia pernah diminta oleh-oleh 'amplop' oleh salah satu kiai besar saat berkunjung ke salah satu Pondok Pesantren besar. Saat itu Suharso masih jadi Plt Ketua Umum PPP. 

BACA JUGA:Kompolnas Sampaikan Fakta Baru Terkait Uang 900 Miliar di Bunker Rumah Ferdy Sambo

"Saya akan mulai dari satu cerita. Ketika saya kemudian menjadi plt ketua umum, saya mesti bertandang pada beberapa kiai besar, pada pondok pesantren besar. Ini demi Allah dan Rasul-Nya terjadi. Saya datang ke kiai itu dengan beberapa kawan lalu saya pergi begitu saja," kata Suharso.

Suharso tidak jelas menyebut nama kiai siapa dan nama Pondok Pesantren.

"Ya saya minta, apa, didoain, kemudian saya jalan. Tak lama kemudian, saya dikirimi pesan, di-WhatsApp, 'Pak Plt, tadi ninggali apa nggak untuk kiai?'" ujarnya.

Saat Suharso hendak keluar usai pertemuan dengan kiai, dia diminta oleh seseorang agar memberikan 'amplop' ke kiai sebagai tanda mata. 

"Maka sampailah dalam, setelah keliling itu ketemu, lalu dibilang pada saya, 'Gini Pak Plt, kalau datang ke beliau-beliau itu, mesti ada tanda mata yang ditinggalkan'. Wah saya nggak bawa. Tanda matanya apa? Sarung, peci, Qur'an atau apa? 'Kayak nggak ngerti aja Pak Harso ini'. Gitu. Then I have to provide that one. Everywhere," kata Suharso.

BACA JUGA:Deretan Harta Kekayaan Ferdy Sambo, Ada Uang 900 Miliar Disimpan di Bunker Dalam Rumah Mewahnya

Suharso menyebut fenomena ini masih terjadi hingga saat ini. Menurutnya. jika sehabis pertemuan tidak ada amplop, itu terasa hambar. Suharso mengaku tengah membenahi hal ini.

"Dan setiap ketemu, Pak, ndak bisa, Pak, bahkan sampai hari ini. Kalau kami ketemu di sana, itu kalau salamannya itu nggak ada amplopnya, Pak, itu pulangnya itu sesuatu yang hambar. This is the real problem that we are fixing today," ujar dia. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: fin.co.id