Duh, Normalisasi Sungai Kendal Terhambat Bangunan

Duh, Normalisasi Sungai Kendal Terhambat Bangunan

Koordinator Kelompok Pengelola (Korpokla) Wilayah Bodri melakukan pengerukan Sungai Kendal sepanjang 750 meter, karena tingginya sedimentasi. (Foto: Nur Kholid/Radar Pekalongan)--

KENDAL (Disway Jogja) - Kondisi Sungai Kendal yang mengalami sedimentasi kembali dinormalisasi. Sayangnya, kegiatan pengerukan tidak bisa maksimal karena terhambat banyaknya bangunan di sepanjang bantaran sungai.

 

Koordinator Kelompok Pengelola (Korpokla) Wilayah Bodri, Kantor Korpokla SDA Wilayah Bodri Nur Kholis mengatakan, pengerukan atau normalisasi sungai merupakan kegiatan rutin tiap tahun.

 

Hanya saja, tidak bisa menyeluruh dalam setahun, karena keterbatasan anggaran. Pada 2022 ini, pengerukan Sungai Kendal hanya bisa terealisasi sepanjang 750 meter, mulai jembatan Masjid Agung Kendal ke arah utara sampai wilayah Kelurahan Bandengan.

 

Kelanjutan pengerukan sungai dari Masjid Agung ke arah selatan akan dilakukan tahun berikutnya.

 

”Sebelah masjid ke selatan akan dilakukan pengerukan tahun depan, yang tiap tahunnya selalu diusulkan,” katanya, kemarin.

 

Nur Kholis mengakui, pengerukan tidak bisa maksimal karena beberapa kendala. Antara lain, banyaknya bangunan di bantaran sungai. Selain itu kondis, talud sungai yang berupa pasangan batu, sehingga tidak bisa dilakukan pengerukan lebih dalam, karena talud sungai bisa roboh.

 

”Pengerukan tidak bisa maksimal, karena banyak kendala, seperti di bawah jembatan yang terlalu rendah, sehingga alat berat tidak bisa tenjangkau,” ungkapnya.

Masyarakat diimbau untuk tidak mendirikan bangunan di bantaran sungai dan tidak membuang sampah di sungai, karena menyebabkan sungai cepat dangkal.

 

Atik Jumiati, Kader Kelurahan Balok Kota Kendal mengatakan, adanya pengerukan sungai memang bagus. Namun, dia menyebut pengerukan tidak cukup dilakukan sepanjang 750 meter. Selain itu, harus dilakukan pembenahan tanggul sungai di bagian barat, supaya bisa mencegah air sungai supaya tidak meluber ke pemukiman warga.

 

”Adanya pengerukan memang bisa mempercepat air sungai mengalir ke laut, tetapi perlu juga dibuatkan tanggul di sebelah barat sungai, supaya air sungai tidak meluber ke pemukiman warga,” katanya.

 

Sementara menurut Zamakhsyari, warga Kelurahan Patukangan, untuk mengatasi banjir, tidak hanya pengerukan sungai, tapi harus juga dilakukan penghijauan di wilayah atas. Sebab, kondisi wilayah pegunungan yang gundul, menyebabkan erosi tanah masuk ke sungai, sehingga kondisi sungai menjadi cepat dangkal.

 

”Percuma dikeruk, kalau daerah atas tetap gundul, karena tanahnya akan masuk ke sungai, sehingga cepat dangkal lagi,” tandasnya.

 

Kondisi Sungai Kendal yang dangkal menjadi penyebab Kota Kendal rentan banjir. Terutama saat musim hujan. Setidaknya ada 11 kelurahan yang sering terdampak banjir. (lid)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radar pekalongan