Ambyar! Harga Emas Hari Ini Hancur, USD Meroket ke Level Tertinggi
Harga Emas jatuh pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB) kembali mengalami penurunan pascakeuntungan dua sesi berturut-turut. Ilustrasi foto: JPNN.com --
JAKARTA (Disway Jogja) - Harga Emas jatuh pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB) kembali mengalami penurunan pascakeuntungan dua sesi berturut-turut.
Harga emas ambruk karena USD meroket ke level tertinggi baru selama dua dekade.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, tergelincir USD 10,6 atau 0,61 persen menjadi ditutup pada USD 1,731,70 per ounce.
Emas berjangka turun ke level terendah sejak akhir September 2021.
BACA JUGA:Hayuk Bun, Borong Emas Antam Mumpung Harganya Masih Murah
Penurunan emas terjadi karena indeks USD yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya mencapai level tertinggi baru di atas 108 sejak Oktober 2002, melonjak 0,95 persen menjadi 108,0220.
Emas kehilangan 3,3 persen sepanjang minggu lalu dan mencatat penurunan mingguan keempat berturut-turut di tengah penguatan USD.
Emas berjangka sedikit menguat USD 2,6 atau 0,15 persen menjadi USD 1.742,30 per ounce pada Jumat (8/7), setelah terdongkrak USD 3,2 atau 0,18 persen menjadi USD 1.739,70 pada Kamis (7/7), dan merosot USD 27,40 atau 1,55 persen menjadi USD 1.736,50 pada Rabu (6/7).
Kekhawatiran resesi terus mengirim indeks USD ke level tertinggi baru 20 tahun pada Senin (11/7), meredam daya tarik emas. Pedagang juga menunggu data indeks harga konsumen AS yang akan dirilis pada Rabu (13/7) dan indeks harga produsen yang akan dirilis pada Kamis (14/7).
BACA JUGA:Hari Ini, Harga Emas Tak Seindah Kemarin
Para analis pasar percaya prospek jangka pendek dan menengah untuk emas buruk karena ekspektasi bahwa USD akan meningkat sejalan dengan kenaikan suku bunga.
Kenaikan suku bunga pukulan bagi emas. Pasar sedang mempersiapkan kemungkinan The Fed memberlakukan kenaikan suku bunga non-stop sebesar 75 basis poin bulan ini dan tiga berikutnya jika IHK tidak mundur secepat yang diharapkan bank sentral pada akhir tahun.
“Inflasi bermain tarik-menarik dengan emas dan logam mulia mencoba menahannya," kata analis di platform perdagangan online OANDA Ed Moya.
Menurut Moya, laporan inflasi yang panas pada Rabu (13/7) akan memperkuat ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed yang agresif untuk akhir bulan ini dan menaikkan ekspektasi untuk pertemuan September. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: jpnn