Novel Bamukmin Terima Tantangan Duel Vs Denny Siregar, Tempat dan Tanggalnya Sudah Diajukan. Ketum ProDEM: Luh
JAKARTA (DiswayJogja) - Pegiat media sosial, Denny Siregar dan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin saling terima tantangan untuk berduel.
Rencana itu pun terus mengerucut setelah Ade Armando babak belur di acara aksi BEM SI 11 April 2022 lalu.
Tantangan yang dilayangkan Denny Siregar rupanya telah disanggupi oleh Novel Bamukmin. Tempat dan tanggal pertandingan juga sudah diajukan Denny Siregar lewat akun Twitter pribadinya.
“Tanggal 24 Mei oke, habis puasa. Di Bali oke, ntar gua siapin. Kandang cebong lebih aman. Sumbunya panjang, gak pake keroyokan,” tulis Denny Siregar kemarin, Sabtu (16/4).
Menanggapi itu, Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) Iwan Sumule justru merasa aneh dengan rencana duel ini.
“Waduh, masih sahut-sahutan aje,” ujarnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (17/4).
Padahal, katanya, akar dari masalah ini adalah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.
Seandainya Luhut tidak sesumbar mempunyai big data, maka tidak akan ada perpecahan antar anak bangsa di negeri ini terjadi.
Iwan Sumule yakin duel Denny Siregar dan Novel Bamukmin muncul gara-gara Ade Armando babak belur saat hadiri aksi BEM SI menolak perpanjangan masa jabatan presiden. Oleh Denny Siregar, pengeroyok Ade Armando disebut sebagai “kadrun”.
Adapun penolakan mahasiswa muncul lantaran Luhut sesumbar punya big data yang menyebut masyarakat Indonesia memiliki kecenderungan untuk menunda pemilu. Sementara faktanya, mahasiswa, pendukung Jokowi, hingga mereka yang disebut “kadrun” oleh Denny Siregar bersatu menolak rencana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden.
“Jadi kenapa Luhut yang biang gaduh, tapi malah kalian yang jadi ribut dan mau kelahi?,” tanya Iwan Sumule.
Untuk itu, Iwan Sumule meminta kepada Denny Siregar dan Novel Bamukmin untuk sama-sama mengesampingkan hal-hal yang menambah kegaduhan negeri ini.
Terlebih semua sedang dalam satu suara untuk menolak penguasa memperpanjang masa jabatan.
“Kesampingkan yang menambah kegaduhan. Karena keadaan memanggil dan membutuhkan semua anak bangsa. Bersatu, bersama, bahu-membahu selamatkan Indonesia. Sebelum terlambat!” tutupnya. (imr/rmol)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: