Festival Kebangsaan 2025 di Sleman, Pramuka Latih Generasi Muda Jadi Pemimpin Tangguh dan Anti Pergaulan Bebas
Sekda Sleman, Susmiarto, membuka Festival Kebangsaan 2025 di Lapangan Ayudia, Bumi Perkemahan Lembah Merapi, Rabu (12/11/2025). Kegiatan ini diikuti 150 peserta dari SMA, SMK, dan Saka se-Kabupaten Sleman --Foto: HO (Humas Pemkab Sleman)
SLEMAN, diswayjogja.id - Gerakan Pramuka Kwartir Cabang (Kwarcab) Sleman resmi membuka Festival Kebangsaan 2025, Rabu (12/11/2025), di Lapangan Ayudia, Bumi Perkemahan Lembah Merapi.
Acara ini dibuka secara simbolis oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sleman, Susmiarto, melalui pemukulan gong dan penyematan tanda peserta.
Festival yang digelar selama empat hari, 12–15 November 2025, diikuti oleh 150 peserta dari SMA, SMK, dan Satuan Karya (Saka) se-Kabupaten Sleman.
Kegiatan ini menjadi momentum bagi generasi muda untuk memperkuat karakter kebangsaan, semangat gotong royong, dan kepedulian sosial di tengah tantangan modernisasi.
“Festival ini bukan sekadar kegiatan seremonial, tetapi wadah pembelajaran yang menanamkan semangat kebangsaan dan karakter kepemimpinan bagi generasi muda,” kata Sekretaris Majelis Pembimbing Cabang Gerakan Pramuka Sleman.
Ia menekankan bahwa kegiatan Pramuka memiliki peran penting dalam membentuk kepribadian generasi muda yang tangguh dan bertanggung jawab.
BACA JUGA : GKR Mangkubumi: Musda Pramuka DIY Jadi Ajang Refleksi dan Pengabdian
BACA JUGA : Pramuka Jadi Perekat Generasi, Bupati Sleman: Wadah Pemuda Bangun Keutuhan NKRI
“Melalui kegiatan seperti ini, anak-anak muda di Sleman kita bekali nilai gotong royong, cinta tanah air, dan tanggung jawab sosial agar tidak mudah terpengaruh pergaulan negatif,” imbuhnya.
Berbeda dari kegiatan perkemahan biasa, Festival Kebangsaan 2025 mengedepankan materi edukatif yang relevan dengan isu sosial anak muda masa kini.
Peserta mendapatkan pembekalan tentang Pencegahan Perkawinan Dini, Antisipasi Pergaulan Bebas, Anti Miras, dan Anti Narkotika, serta Pramuka Peduli.
Seluruh kegiatan diarahkan agar peserta tidak hanya aktif secara fisik, tetapi juga terlatih dalam berpikir kritis dan empatik terhadap lingkungan sosial.
Selain materi pembinaan, peserta juga mengikuti berbagai kegiatan pengembangan keterampilan seperti fun game, jurnalistik, permainan tradisional, adat istiadat, dan Life Leaders.
Melalui sesi Life Leaders, peserta belajar bagaimana menjadi pemimpin yang dimulai dari mengelola diri sendiri sebelum memimpin orang lain.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: