JRNY Records, Surga Bagi Pencinta Vinyl dan Kaset Lawas di Yogyakarta

Bagi Muslim, mendengarkan musik lewat rilisan fisik bukan soal nostalgia semata. Ada kepuasan batin yang tak bisa digantikan oleh format digital.

“Kalau vinyl itu, ketika kita buka segelnya, lihat artwork-nya, baca ceritanya di dalam cover, itu rasanya kayak baca buku,” katanya sambil menunjukkan salah satu piringan hitam tua bergambar musisi lawas Indonesia. 

“Kita nggak cuma dengerin musiknya, tapi juga tahu cerita di balik albumnya,” ucapnya. 

Dia menunjukkan sebuah kaset musik gambus dari era 1970-an. 

BACA JUGA : GIK UGM Hadirkan Pameran 'Mampir Gelanggang', Sajikan 138 Karya Visual dari 18 Seniman

BACA JUGA : Seniman dan Budayawan Yogyakarta Gelar Doa Bersama Lintas Iman, Bentuk Empati untuk Negeri

“Yang kayak gini ini nggak ada di Spotify. Belum terdigitalkan. Jadi cuma bisa dinikmati dari kaset aslinya. Itu yang bikin rilisan fisik punya nilai sendiri,” ceritanya.

Tren Baru di Kalangan Anak Muda

Menariknya, pengunjung JRNY Records kini tak hanya generasi tua yang ingin bernostalgia, tapi juga anak muda. Banyak di antara mereka justru tertarik dengan kaset dan vinyl sebagai simbol gaya hidup retro yang estetik.

“Anak-anak sekarang juga mulai tertarik sama rilisan fisik. Biasanya mereka nyari rilisan baru, kayak band indie, Nadine Amizah, gitu-gitu. Mereka penasaran, pengin ngerasain sensasi buka kaset atau vinyl sendiri,” tutur Muslim.

Pesan untuk Generasi Digital

Ketika ditanya pesannya bagi generasi yang tumbuh di era digital, Muslim tersenyum kecil.

“Coba deh sesekali denger musik bukan dari ponsel. Beli vinyl, terus buka segelnya, lihat artwork-nya, rasain sensasinya. Ada kepuasan yang nggak bisa didapet dari klik tombol play di layar,” imbuhnya. 

BACA JUGA : Gelak Tawa Penonton Hiasi Pertunjukan Raminten Jamu-Joke & Jazz 2025

BACA JUGA : Festival Syariah Haya Fest 2025 Hadir di Yogyakarta, Tawarkan Gaya Hidup Halal dan Modern

Sumber: