Bantul Bersama Wujudkan Jogangan Rumah Warga Jadi Kunci Mengurangi Sampah 70 Persen

Bantul Bersama Wujudkan Jogangan Rumah Warga Jadi Kunci Mengurangi Sampah 70 Persen

Warga Caturharjo sedang memanfaatkan jogangan di halaman rumah mereka untuk mengelola sampah organik, Kamis (9/10/2025), Bantul.--Foto: HO (Humas Pemkab Bantul)

BANTUL, diswayjogja.id - Tahun 2021 menjadi tonggak awal Pemerintah Kabupaten Bantul mencanangkan program Bantul Bersama atau Bantul Bersih Sampah 2025. 

Program ini lahir untuk menuntaskan persoalan sampah yang kian menumpuk, terutama setelah penutupan TPA Piyungan yang kelebihan kapasitas, menampung hingga 700 ton sampah per hari.

Empat tahun berselang, program ini terus digencarkan dengan tujuan jelas yakni mencegah bencana lingkungan dan mewariskan Bantul yang bersih bagi generasi berikutnya. 

Salah satu strategi utama adalah mendorong masyarakat memilah sampah dari rumah. Budaya pilah sampah ini menjadi fondasi pengelolaan sampah yang lebih efektif.

Lurah Caturharjo, Wasdiyanto, menjadi satu-satunya narasumber yang dihadirkan dalam acara refleksi tahun keempat Bantul Bersama di TPS3R Caturharjo, Jumat (10/10/2025). 

“Sebagian besar warga sudah memilah sampah di rumah. Sampah rumah tangga, ketika dipilah dengan baik, sudah menekan masalah sampah sampai 70 persen," katanya. 

BACA JUGA : Atasi Masalah Sampah, Mahasiswa UGM Ciptakan Wormy Box yang Bikin Cacing Jadi Pahlawan Lingkungan

BACA JUGA : Bupati Bantul Sebut Volume Sampah Menurun, Tantangan Baru untuk Proyek Listrik dari Sampah

Keberhasilan warga Caturharjo, salah satunya karena inovasi jogangan di halaman rumah masing-masing. 

“Ada lebih dari 700 jogangan di Caturharjo. Sistem ini sederhana, lekat dengan kearifan lokal, dan sangat cocok untuk warga yang masih memiliki sisa lahan di rumah. Sampah organik sudah teratasi di rumah masing-masing, sehingga yang disetor ke TPS3R tinggal sampah plastik saja,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa sebagian rumah bahkan memiliki lebih dari satu jogangan, mendukung gerakan membangun 5.000 jogangan di seluruh Bantul. 

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Bantul, Bambang Purwadi Nugroho, menjelaskan hal ini awalnya menjadi masalah bagi warga dengan lahan terbatas. 

"Tentu membuat jogangan menjadi sulit diwujudkan. Sebab itu lah program lain mengekor, misalnya pembuatan biopori dan losida. Bupati bahkan mengeluarkan edaran agar seluruh pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul wajib membuat biopori. Dengan demikian, tidak ada lagi alasan tidak mampu mengelola sampah organik karena lahan sempit," jelasnya. 

Selain langkah-langkah individual, pemerintah juga mengebut pembangunan fasilitas pengelolaan sampah. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: