Pameran Sejarah Pangastho Aji di Keraton Yogyakarta, Warisan Budaya Sri Sultan HB VIII

Pameran Sejarah Pangastho Aji di Keraton Yogyakarta, Warisan Budaya Sri Sultan HB VIII

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sekaligus Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X (empat dari kanan), sempat melakukan kunjungan perdana ke pameran temporer itu saat dibuka untuk publik, Sabtu (27/9/2025).--Dok. Pemda DIY

Pengunjung pameran juga dapat menikmati instalasi interaktif, seperti sengkalan angka delapan bergambar gajah yang disertai efek suara, simbol yang menggambarkan masa pemerintahan panjang HB VIII.

Menurut GKR Bendara, pameran ini bukan hanya dokumentasi sejarah, tetapi juga refleksi untuk membangun relevansi budaya masa lalu dengan tantangan masa depan. 

BACA JUGA : Keraton Yogyakarta Gelar Grebeg Mulud, Gunungan Brama Dikeluarkan Khusus Tahun Dal

BACA JUGA : Tradisi Sewindu Jejak Banon, Sri Sultan HB X Robohkan Bata Sisi Selatan Masjid Gedhe

“Budaya adalah fondasi kemajuan bangsa. Dari warisan HB VIII, kita belajar bahwa seni dan budaya bisa berjalan seiring dengan modernisasi,” katanya. 

Penanggung jawab pameran, Nyi R.R.Y. Noorsundari, menambahkan bahwa sebagian koleksi juga dipamerkan di lokasi lain, seperti kereta kuda HB VIII yang berada di Kagungan Dalem Wahanarata. 


Pameran Temporer bertajuk Pangastho Aji digelar di Kompleks Kedhaton Keraton Yogyakarta, yang dibuka untuk publik, berlangsung dari 27 September 2025 hingga 24 Januari 2026.--Dok. Pemda DIY

“Merawat sejarah adalah kewajiban bersama agar generasi sekarang dan mendatang dapat memahami jati diri bangsa,” jelasnya. 

Selama masa pameran, akan diadakan berbagai kegiatan pendukung seperti Tur Kuratorial, Public Lecture, Jelajah Pesanggrahan, dan lokakarya budaya. 

BACA JUGA : Peringati Maulid Nabi Muhammad, Keraton Yogyakarta Gelar Rangkaian Hajad Dalem Sekaten

BACA JUGA : Numplak Wajik Keraton Yogyakarta, Warisan Syukur yang Hidup

Di tiga hari pembukaan juga diselenggarakan pertunjukan seni di Pagelaran Keraton, termasuk Wayang Wong Parta Krama, Srikandhi Maguru Manah, dan Sembadra Larung.

Nama Pangastho Aji sendiri berasal dari kata pangasta-astha yang berarti pengemban kekuasaan kedelapan, dan aji yang berarti raja atau tunggal.

Filosofi ini menjadi kunci untuk memahami perjalanan dan pengaruh Sultan kedelapan dalam sejarah kebudayaan Jawa.

Kunjungan Sri Sultan HB X ke pameran ini menegaskan komitmen Keraton Yogyakarta dalam menjaga sekaligus mengenalkan warisan budaya dan sejarah secara kontemporer, memastikan kesinambungan nilai leluhur tetap hidup dan relevan dalam kehidupan berbangsa dan berbudaya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: