Cerita Reni Novia Alfiyanti Raih IPK 3,97 di UNY, Hampir Putus Asa karena Masalah Kesehatan
Reni Novia Alfiyanti Raih IPK 3.97 di UNY, ditemani kedua orangtuanya saat Wisuda UNY periode Agustus 2025, di GOR UNY, Selasa (26/8/2025). --dok. UNY
Dari pengalaman itu, ia belajar manajemen waktu, kepemimpinan, komunikasi, serta dinamika dunia kerja. Bahkan di lingkungan tempat tinggalnya, ia meluangkan waktu untuk membantu anak-anak belajar bersama.
Bagi Reni, berbagi ilmu adalah wujud kepedulian sosial yang sederhana tetapi bermakna besar.
Ke depan, gadis kelahiran Sleman 11 November 2001 itu bercita-cita bekerja di kementerian atau lembaga pendidikan, serta melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi.
BACA JUGA : Raih IPK 3,97, Ini Sosok Frida Hertiza Dewi Lulusan Terbaik Wisuda UNY
BACA JUGA : Mahasiswa Tata Rias UNY Suguhkan Pergelaran Rias Fantasi Astaversa
Lahir dari Keluarga Sederhana
Di sebuah keluarga sederhana di pedesaan, lahirlah Reni Novia Alfiyanti, anak bungsu dari tiga bersaudara. Ayahnya, Haryanto, bekerja sebagai petani, sementara ibunya, Nur Khaniyati, adalah ibu rumah tangga yang penuh kasih.
Dari kedua orang tuanya, Reni belajar arti kerja keras, kesabaran, dan ketulusan. Hidup sederhana tidak membuatnya patah semangat, justru menjadi cambuk untuk terus berjuang.
Baginya, menempuh pendidikan tinggi adalah sebuah kehormatan, bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga sebagai hadiah terbesar bagi keluarganya.
Keberhasilan meraih IPK tertinggi tersebut tidak datang tanpa tantangan. Saat menyusun skripsi, Reni harus berhadapan dengan masalah kesehatan yang cukup serius.
BACA JUGA : PTN-BH Bertemu di UNY Bahas Kegiatan Audit Memanfaatkan Teknologi AI
BACA JUGA : Meriahkan Dies Natalis ke-61, UNY Gelar Festival Dalang Cilik 2025
Ia sempat goyah, bahkan hampir putus asa. Tetapi doa orang tua, semangat kakak-kakaknya, serta bimbingan dosen pembimbing menjadi kekuatan baru.
Dengan tekad pantang menyerah, ia kembali bangkit hingga akhirnya mampu menuntaskan studinya tepat waktu dengan hasil terbaik.
Tidak hanya fokus pada akademik, Reni juga aktif di berbagai kegiatan. Ia bergabung dalam kepanitiaan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan (BEM FIP), mengikuti program Kampus Mengajar, hingga magang di Badan Pendidikan dan Pelatihan DIY.
Perjuangannya menjadi inspirasi bagi banyak orang: bahwa dengan tekad, doa, dan kerja keras, tidak ada mimpi yang terlalu tinggi untuk digapai.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: