212 Siswa Sleman Diduga Keracunan Makanan, Pemkab Pastikan Biaya Pengobatan Ditanggung

212 Siswa Sleman Diduga Keracunan Makanan, Pemkab Pastikan Biaya Pengobatan Ditanggung

Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa saat koordinasi penanganan dugaan keracunan makanan di wilayah Mlati.--Foto: IST/humas Pemkab Sleman

BACA JUGA : SPPG Polda DIY Salurkan 1.954 Paket MBG ke Pelajar di Kulon Progo

BACA JUGA : Soroti Kasus Keracunan MBG, 'Aisyiyah Sebut Kurangnya Kontrol Kualitas

Dugaan keracunan ini masih dalam proses penyelidikan, termasuk mengidentifikasi makanan apa yang menjadi penyebab dan bagaimana proses distribusinya.

Hingga Rabu (13/8/2025) pukul 22.00 WIB, tercatat ada 212 siswa terdampak. 

Dari jumlah tersebut, 113 siswa berobat di puskesmas, 19 siswa menjalani rawat inap di RSUD Sleman, sementara tiga siswa dirawat di RSA UGM, dua di antaranya rawat jalan dan satu rawat inap. 

Sisa siswa lainnya mengalami gejala ringan dan tetap berada di rumah untuk pemulihan.

Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, menegaskan bahwa Pemkab Sleman telah mengutamakan penanganan medis dan memastikan semua siswa yang terdampak mendapatkan perawatan yang layak.

"Dari hasil evaluasi penanganan Dinkes, per hari ini semua siswa kondisinya terus membaik. Yang paling penting saat ini kita tangani terlebih dahulu para siswa agar segera pulih dan sehat kembali,” katanya.

Selain memastikan penanganan kesehatan, Danang juga menegaskan bahwa seluruh biaya pengobatan akan ditanggung penuh pemerintah.

“Kita sudah diskusi dan nanti akan ditanggung oleh BPJS Kesehatan yang akan dikoordinasikan oleh Dinkes dan Dinas Sosial. Artinya, masyarakat tidak dibebankan dengan biaya pengobatan,” ucapnya.

Pemkab Sleman tidak hanya memikirkan pemulihan fisik siswa, tetapi juga kondisi psikologis mereka.

"Kita tidak hanya fokus pada aspek fisik, tetapi juga memastikan siswa mendapatkan dukungan mental agar bisa kembali beraktivitas normal di sekolah,” tuturnya.

Untuk mencegah kejadian serupa di masa depan, Danang menyampaikan bahwa Pemkab Sleman akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem penyediaan dan distribusi makanan di sekolah. 

Evaluasi ini mencakup pemeriksaan rantai pasok makanan, pengawasan proses produksi, hingga standar kebersihan yang diterapkan penyedia jasa.

"Kami akan evaluasi menyeluruh, mulai dari sumber pangan hingga distribusi, agar kejadian seperti ini tidak terulang,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: