Pengibaran Bendera One Piece Jelang 17 Agustus Dinilai Kritik Sosial, Bukan Ancaman Kedaulatan

Pengibaran Bendera One Piece Jelang 17 Agustus Dinilai Kritik Sosial, Bukan Ancaman Kedaulatan

Seorang warga memperlihatkan gambar bendera One Piece berdampingan dengan Merah Putih melalui layar ponsel menjelang Hari Kemerdekaan Republik Indonesia--

Ia mengingatkan bahwa semangat nasionalisme tidak cukup diwujudkan melalui seremoni kemerdekaan saja. Nilai-nilai nasionalisme harus tercermin dalam kebijakan publik, perilaku pejabat, dan tindakan aparat negara.

“Nasionalisme bukan hanya soal baris-berbaris dan lomba tujuh belasan. Roh kemerdekaan harus terlihat dalam tindakan nyata: keadilan, keberpihakan, dan keterbukaan terhadap suara rakyat,” imbuhnya.

Meski begitu, Ia menekankan bahwa pemerintah tetap perlu menegakkan aturan terkait penggunaan simbol negara. Ia mendorong pendekatan edukatif dan persuasif daripada represif.

“Regulasinya sudah jelas dalam undang-undang. Tapi dalam kasus ini, negara perlu melihat konteks sosialnya juga. Jangan sampai simbol yang memuat kritik justru diberangus tanpa memahami maknanya,” tegasnya.

BACA JUGA :  Mahasiswi UMY Ciptakan Inovasi Makanan Sehat Praktis Berbasis Buah dan Sayur

BACA JUGA : Kasus Penganiayaan Driver Ojol, Rektor UMY Soroti Hukum dan Transaksi Digital

Ia menutup dengan imbauan agar fenomena ini tidak disikapi secara reaktif, melainkan dijadikan momen reflektif bagi para pemegang kekuasaan.

“Kalau rakyat masih mau bersuara bahkan lewat bendera bajak laut itu tandanya mereka masih peduli. Pemerintah jangan cuma sibuk mengejar simbol, tapi abaikan substansi. Dengarkan jeritan yang terselip di balik kain itu,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: