Layak Jadi Contoh Daerah Lain, Kemenpar Sebut Pengelolaan Wisata di Bantul Sudah Sangat Baik
Kemenpar sebut pengelolaan wisata di Bantul layak jadi contoh daerah lain-Foto by Jogjapolitan-
JOGJA, diswayjogja.id - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menyebut pengelolaan kepariwisataan di DIY, termasuk Kabupaten Bantul layak menjadi contoh baik bagi daerah lain dalam mengelola potensi pariwisata secara keseluruhan.
"Kehadiran Bu Menteri dan Bu Wamen [Wakil Menteri] ke Yogyakarta menunjukkan atensi, bahwa potensi wisata di Yogyakarta umumnya dan khususnya Bantul layak menjadi contoh baik bagaimana mengelola kepariwisataan secara keseluruhan," kata Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenpar, Hariyanto di Bantul, Rabu (29/1/2025).
Selain itu, kata dia, ihwal pengelolaan kepariwisataan yang terutama fokus pada gerakan wisata bersih yang memang menjadi perhatian semua, bahwa kebersihan tempat wisata itu menjadi bagian signifikan dalam pengembangan kepariwisataan di Indonesia.
Seperti diketahui dalam indikator Travel and Tourism Development Index (TTDI) pada 2024, pengelolaan kepariwisataan Indonesia melesat dari peringkat ke-32 menjadi ke-22 yang artinya ada 10 peringkat telah dilampaui.
"Tetapi indikator untuk health and tourism justru masih rendah, health and hygiene masih rendah itu peringkat ke-89 dari 114. Karena itu, gerakan wisata bersih ini harus menjadi concern untuk semua," katanya.
BACA JUGA : Petani di Sleman Dikenai Biaya Tambahan Saat Pembelian Pupuk Bersubsidi, Begini Penjelasan Dristibutor
BACA JUGA : Dua Kereta Api Lewat Jalur Selatan Yogyakarta, Imbas Normalisasi Jalur Grobogan
Penghargaan Desa Wisata Wukirsari
Lebih lanjut dia mengatakan, salah satu wisata di DIY yang menjadi atensi Kemenpar adalah Desa Wukirsari Kabupaten Bantul, yang pada tahun 2024 meraih penghargaan sebagai Desa Wisata Terbaik atau Best Tourism Village dari UNWTO (United Nations World Tourism Organization).
"Bukan hanya itu, tentu ini bagian dari sejarah panjang dimana masyarakatnya concern melestarikan, memberdayakan seluruh potensinya terutama potensi batik," katanya.
Dia mengatakan, batik sejak ditetapkan oleh UNESCO pada Oktober 2009 sebagai bagian bahwa batik Indonesia itu memiliki keunggulan dan mampu menunjukkan eksistensi di kancah internasional, dan kemudian batik ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO.
"Jadi banyak contoh dari Yogyakarta dengan berbagai keunikan potensi budaya, potensi pariwisata terutama budaya dan alam. Jadi portofolio kepariwisataan nasional Indonesia yang utama adalah culture, nature. Dua poin ini ada di DIY, khususnya desa Wisata Wukirsari," katanya.
BACA JUGA : Ditarget Bisa Operasi Juni 2025, TPST Donokerto Sleman Sebut Mampu Kelola Sampah hingga 60 Ton
BACA JUGA : Targetkan Kunjungan Wisatawan di Angka 10 Juta, Dispar DIY Akan Perkuat Strategi Promosi
Jumlah Kunjungan Wisata ke Bantul
Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat jumlah kunjungan wisatawan ke destinasi wisata daerah ini selama libur panjang bersamaan dengan libur cuti bersama sebanyak 57.365 orang.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: harianjogja.com