Badan Pusat Statistik DIY Targetkan Angka Kemiskinan di 2025 Turun Sekitar 10 Persen
Badan Pusat Statistik DIY targetkan angka kemiskinan di tahun 2025 turun 10 persen-Foto by Jogjapolitan-
Pemda DIY menargetkan angka kemiskinan DIY tahun 2025 dapat turun menjadi 10,16 persen.
BACA JUGA : Jalur Fungsional Tol Jogja-Solo Ruas Klaten-Prambanan Zero Accident, Dilewati Hampir 260 Ribu Kendaraan
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY, Hermanto menambahkan sepanjang 11 tahun terakhir, penurunan kemiskinan DIY lebih dalam dibandingkan penurunan secara nasional.
Tentu diperlukan kolaborasi berbagai stakeholder agar cita-cita menurunkan angka kemiskinan DIY bisa tercapai.
“Kalau dicermati dalam RPJMD DIY, nomor satu adalah bagaimana menurunkan kemiskinan, harapannya tidak lagi double digit. Kalau bisa mendekati nasional yang 8,57 persen. Dan jangka lebih panjang lagi di bawah (angka kemiskinan) nasional,” imbuhnya.
Tingkat Pengangguran Terbuka 2024
Selain itu, tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Agustus 2024 sebesar 3,48 persen, turun 0,21 poin persen dibandingkan dengan Agustus 2023 yang sebesar 3,69 persen. Nilai tukar petani (NTP) pada September 2024 tercatat sebesar 104,76.
Kemudian berbagai program bantuan sosial yang dikucurkan selama Januari hingga September 2024.
Inflasi DIY di September 2024
Inflasi September 2024 relatif terkendali sebesar 1,85 persen (yoy), ekonomi DIY tumbuh positif 5,05 persen pada triwulan III 2024 (yoy), dan konsumsi rumah tangga tumbuh 4,64 persen pada triwulan III 2024 (yoy).
Selain itu, tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Agustus 2024 sebesar 3,48 persen, turun 0,21 poin persen dibandingkan dengan Agustus 2023 yang sebesar 3,69 persen. Nilai tukar petani (NTP) pada September 2024 tercatat sebesar 104,76.
Kemudian berbagai program bantuan sosial yang dikucurkan selama Januari hingga September 2024.
BACA JUGA : Puluhan Warga Kedungoleng Geruduk Kantor Kejari Brebes Adukan Dugaan Korupsi Kades
BACA JUGA : Warga Terdampak Bencana Cuaca Ekstrem di Yogyakarta Terima Bantuan Rehabilitasi
“Inflasi yang terkendali, maka garis kemiskinan tidak terlalu tinggi kenaikannya. Dengan pendapatan yang meningkat, maka yang semula di bawah garis kemiskinan menjadi di atas garis kemiskinan, sehingga secara persentase kemiskinan turun,” ujarnya.
“Kemudian pertumbuhan ekonomi triwulan III 2024 DIY tertinggi di Pulau Jawa, perkembangan harga relatif kondusif, neraca perdagangan positif. Sebagai daerah wisata, tingkat hunian kamar dan kunjungan wisatawan menngkat, tentu ini menggerakkan perekonomian. Di samping ada program-program yang digulirkan melalui APBN, APBD provinsi, APBD kabupaten/kota, tentu punya dampak juga (mengentaskan kemiskinan DIY),” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: jogja.tribunnews.com