Dia menilai kemandirian lansia menjadi kunci untuk mengurangi beban ekonomi keluarga. Menurutnya, tanpa intervensi yang tepat, persoalan aging population berpotensi menghambat bonus demografi.
“Ancaman yang paling menakutkan adalah growing old before growing rich, sudah menua tapi belum sejahtera. Itu ancaman paling serius,” tegasnya.
BACA JUGA : Jembatan Kewek Dikaji Ulang, Pemkot Yogyakarta Fokus Pertahankan Fasad Heritage
BACA JUGA : Respon Perubahan Pola Belanja, Pemkot Yogyakarta dan Meta Kolaborasi Percepat Digitalisasi Pasar Rakyat
Karena itu, Pemkot Yogyakarta berkomitmen memperbanyak Sekolah Lansia sebagai bagian dari strategi meningkatkan kemandirian lansia, menurunkan kemiskinan, serta mendorong kenaikan pendapatan per kapita masyarakat.
Salah satu peserta tertua Sekolah Lansia, Siti Rodjinah (86), mengaku merasakan manfaat langsung dari program tersebut. Ia mengatakan Sekolah Lansia membuatnya lebih bahagia dan percaya diri.
“Saya merasa bahagia bisa kumpul sama sesama lansia. Saya juga merasa sehat, karena hobi saya jalan-jalan,” terangnya.
Menurut Siti, materi yang diterima sangat membantu kehidupan sehari-hari, terutama dalam menjaga kesehatan dan kemandirian.
“Kalau sakit atau kesakitan, diajari menolong diri sendiri dan merawat kesehatan. Jangan loyo,” tandasnya.