BACA JUGA : Deretan Wisata Hits di Pemalang Buat Healing, Keindahannya Dijamin Bikin Malas Pulang
Upaya Konservasi dan Momen Kunjungan yang Tepat
Pemerintah Kota Malang menyadari betul pentingnya pelestarian aset budaya tak benda ini. Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang secara aktif melakukan pendampingan kepada Pokdarwis dan warga setempat untuk memastikan standar kebersihan dan kenyamanan kawasan tetap terjaga, memberikan rasa aman bagi wisatawan.
Upaya penataan fisik terus dilakukan dengan prinsip kehati-hatian. Misalnya, penambahan dan pembaruan lampu jalan serta ornamen pendukung dilakukan dengan memegang teguh prinsip tidak mengubah sedikit pun struktur asli bangunan yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya. Tujuannya adalah mempercantik estetika malam hari tanpa merusak keaslian sejarah yang terkandung di dalamnya.
Bagi wisatawan yang merencanakan kunjungan, waktu terbaik untuk datang sangat disarankan pada sore hari, idealnya mulai pukul 15.00 WIB, hingga menjelang malam. Pada jam-jam tersebut, panasnya udara siang hari sudah mulai mereda, sehingga aktivitas berjalan kaki menjadi lebih nyaman. Lebih dari itu, momen ini adalah waktu ketika pencahayaan dari lampu-lampu jalan bergaya klasik mulai dihidupkan. Sinar lampu kekuningan yang lembut menyelimuti bangunan tua, menghadirkan suasana yang syahdu, romantis, dan tenang, menciptakan pemandangan yang sekilas menyerupai suasana kota-kota tua di Eropa.
Aksesibilitas dan Solusi Transportasi
Akses menuju lokasi Kampung Heritage Kajoetangan tergolong sangat mudah karena letaknya yang strategis, persis di poros Jalan Basuki Rahmat, salah satu jalan utama dan tersibuk di Malang. Namun, kemudahan akses ini juga membawa tantangan tersendiri terkait manajemen kendaraan dan area parkir.
Mengingat status Kajoetangan sebagai kawasan heritage dengan gang-gang sempit, keterbatasan lahan parkir di area pinggir jalan utama sangat terasa dan perlu diperhatikan. Oleh karena itu, bagi wisatawan yang membawa kendaraan pribadi, sangat dianjurkan untuk beralih menggunakan transportasi publik, seperti taksi atau ojek daring. Jika harus menggunakan kendaraan pribadi, disarankan memanfaatkan kantong-kantong parkir resmi yang telah disediakan di sekitar kawasan pertokoan Kajoetangan, lalu melanjutkan perjalanan ke kampung dengan berjalan kaki santai. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kepadatan lalu lintas dan menjaga ketenangan suasana di dalam kampung itu sendiri.
BACA JUGA : 6 Pilihan Wisata Pantai Indah Malang, Pesonanya Memikat Para Wisatawan Luar Daerah
BACA JUGA : 7 Rekomendasi Wisata Menarik dengan Pemandangan Indah di Pemalang, Simak Lengkapnya Disini
Dengan dukungan aktif yang diberikan oleh pemerintah setempat, serta antusiasme yang tinggi dari komunitas warga yang menjaga kebersihannya, harapan untuk melestarikan Kajoetangan sebagai warisan abadi semakin besar. Kunjungan ke kampung ini bukan hanya merupakan kegiatan rekreasi dan hiburan semata, tetapi juga menjadi kontribusi nyata terhadap upaya pelestarian budaya dan warisan sejarah. Jadi, siapkan diri Anda untuk menyelami nostalgia, menikmati kehangatan kopi tubruk, dan membawa pulang cerita indah dari jantung Kota Malang.