Menelisik Penyebab dan Dampak Banjir Bandang Sumatra, Dwikorita Sebut Faktor Nonalam Perparah Bencana

Jumat 05-12-2025,05:05 WIB
Reporter : Anam AK
Editor : Syamsul Falaq

Ia menyarankan beberapa wilayah sebaiknya dikembalikan sebagai kawasan pemulihan ekologi karena risiko bencana yang tinggi.

Dwikorita juga menyebutkan bahwa bentuk bentang alam serupa Perbukitan Barisan juga terdapat di Jawa, Sulawesi, Maluku, hingga Papua, sehingga potensi bencana serupa bisa terjadi jika ada pemicu seperti siklon atau hujan ekstrem.

BACA JUGA : Lazismu UMY Galang Donasi Rp100 Juta untuk Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Siapkan Family Kit dan School

BACA JUGA : Relawan MDMC Dikerahkan, Muhammadiyah Fokus Bantuan Kesehatan, Air Bersih dan Hunian Darurat di Sumatra

“Bibit siklon saja sudah cukup untuk memicu banjir bandang. Setelah November, memasuki Desember–April, siklon tumbuh di selatan ekuator. Jawa dan Nusa Tenggara harus siaga,” tegasnya.

Ketika ditanya mengenai Daerah Istimewa Yogyakarta, Dwikorita menjelaskan bahwa kawasan rawan berada di Perbukitan Menoreh serta Pegunungan Selatan Gunungkidul, yang dipenuhi patahan dan rekahan.

Mitigasi dilakukan melalui peringatan dini hujan dari BMKG dan radar cuaca, prediksi cuaca hingga 3 hari ke depan, serta koordinasi pemerintah daerah untuk kesiapsiagaan warga

“Jika peringatan hujan lebat keluar, warga di lereng harus turun sementara. Pemerintah harus menyiapkan tempat tinggal sementara karena hujan ekstrem tidak berlangsung lama,” tandasnya. 

Kategori :