BACA JUGA : 269 Tahun Kota Yogyakarta: Hasto Wardoyo Fokus Benahi Sampah, Sungai, dan Penataan Malioboro
Dari rumah kumpul sampah (RKS), tempat pengelolaan sampah di tiap kalurahan, hingga mega proyek seperti TPST Modalan, TPST Dingkikan, dan ITF Bawuran, semuanya dirancang untuk menampung sampah dengan kapasitas beragam.
“Dari gap 100 ton sampah, yang berhasil kami kelola baru 62,75 ton per hari. Artinya, masih ada 37,25 ton sampah yang belum teratasi. Ini terus kita upayakan demi meningkatkan derajat kesehatan dan lingkungan yang bersih di Bantul," ucapnya.
Program-program Bantul Bersama memang telah berjalan bersamaan selama empat tahun, dan pemerintah menegaskan tidak akan berhenti di sini.
“Persoalan sampah tidak hanya menyangkut lingkungan. Ini merembet ke aspek ekonomi, sosial, kesehatan, pendidikan, hingga budaya. Maka Bantul Bersama akan terus menjadi prioritas Pemerintah Kabupaten Bantul," tuturnya.
BACA JUGA : Hasto Targetkan Kurangi 50 Ton Sisa Makanan per Hari, Tekan Timbunan Sampah di Depo
BACA JUGA : Warga Yogyakarta Pecahkan Rekor MURI Lewat Aksi Setor Sampah Massal di 397 Titik
Dari inovasi skala rumah tangga hingga mega proyek, Bantul menunjukkan bahwa pengelolaan sampah yang efektif membutuhkan kreativitas, partisipasi masyarakat, dan keberlanjutan program. Kombinasi jogangan, biopori, losida, dan fasilitas pengelolaan modern menjadi bukti nyata bahwa masalah sampah bisa dikelola, meski menghadapi tantangan lahan terbatas.