Dalam aspek pemasaran, tim Wormy Box juga telah menjalin kerja sama dengan peternak cacing lokal guna menampung hasil budidaya dan produk turunan seperti pupuk organik cair (POC) dan vermikompos.
Lima mahasiswa UGM berhasil menciptakan Wormy Box, inovasi budidaya cacing tanah berbasis teknologi Internet of Things (IoT) yang mampu mengolah sampah organik rumah tangga menjadi pupuk organik cair (POC), disampaikan di UGM, Jumat (10/10/2025). --Foto: Anam AK/diswayjogja.id
Azkal menambahkan, gagasan Wormy Box berawal dari kepedulian terhadap meningkatnya volume sampah organik di Yogyakarta, di tengah keterbatasan sistem pengolahannya.
“Kami melihat potensi budidaya cacing sebagai solusi alternatif pengelolaan limbah organik rumah tangga. Dari situ kami membentuk tim, melakukan riset, dan mengembangkan teknologi ini,” imbuhnya.
BACA JUGA : Tim Mobil Kimia UGM Melaju ke Kompetisi Internasional di Boston pada November 2025
BACA JUGA : Fermaze UGM, Mengubah Limbah Ayam Jadi Suplemen Bernutrisi untuk Peternakan Ramah Lingkungan
Untuk tahap produksi, tim Wormy Box saat ini masih memproduksi secara terbatas sekitar delapan unit per bulan, namun berencana meningkatkan kapasitas dan merekrut tenaga kerja tambahan seiring meningkatnya permintaan pasar.
“Kami yakin Wormy Box akan menjadi produk berkelanjutan (sustainable product) yang memberi manfaat ganda - mengurangi sampah dan menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat,” pungkas Azkal.