Bupati Bantul Ungkap Oknum Pengambil Sampah Buang Limbah ke Sungai demi Hindari Biaya

Kamis 11-09-2025,10:14 WIB
Reporter : Kristiani Tandi Rani
Editor : Syamsul Falaq

Menurutnya, potensi pengurangan sampah akan signifikan jika ASN bersama perangkat desa dan pegawai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) berpartisipasi aktif. 

Jumlah mereka dinilai cukup besar untuk memberi dampak nyata dalam pengelolaan sampah rumah tangga.

“Yang penting, ASN, lurah, pamong, semuanya memasang biopori. Potensinya besar. Jumlah ASN kita sekitar 11.000, belum termasuk lurah, pamong, staf, dan karyawan BUMD,” ujarnya.

Ia menegaskan, masalah sampah organik paling banyak dihasilkan oleh kelompok kelas menengah. Sementara itu, warga miskin relatif menghasilkan sampah lebih sedikit.

“Kalau mereka semua membuat biopori, pengurangan sampah organik akan signifikan. Apalagi kelas menengah, karena produksi sampah mereka paling banyak,” tuturnya.

Ia mencontohkan, makanan sisa, jajanan, hingga barang sekali pakai yang tidak habis digunakan menjadi penyumbang terbesar sampah dari rumah tangga kelas menengah. 

Kondisi ini berbeda dengan masyarakat miskin yang produksi sampahnya lebih minim.

“Kalau warga miskin, produksinya minim. Yang menumpuk justru dari kelas menengah, dari makanan, jajan, atau barang-barang sekali pakai yang akhirnya tidak habis dan dibuang ke TPS,” jelasnya.

Ia menambahkan, perubahan budaya masyarakat dalam mengelola sampah tidak bisa ditunda. 

Gerakan biopori menjadi langkah awal untuk mendorong kesadaran kolektif, sebelum masalah sampah semakin sulit dikendalikan.

Kategori :