Pemerintah Kota Yogyakarta kini mengandalkan beberapa Tempat Pengolahan Sampah (TPS) seperti Nitikan yang berkapasitas 65 ton per hari, serta TPS di Terminal Giwangan.
BACA JUGA : Pemkot Yogyakarta Targetkan Proyek Pengolah Sampah Jadi Listrik Mulai Produksi 2027
BACA JUGA : 5 Orang Meningal Akibat Leptospirosis di Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo Sebut Penumpukan Sampah
Namun keterbatasan lahan membuat solusi jangka panjang perlu dikembangkan. Untuk itu, program Masyarakat Jogja Olah Sampah (Mas Joss) menjadi salah satu langkah yang terus digalakkan untuk mengajak warga memilah sampah dari rumah.
“Kami butuh masyarakat ikut memilah, bahkan mengolah sampah organik sendiri. Kalau hanya mengandalkan incinerator atau alat besar, sulit karena karakter sampah kota kita 80 persen basah. Jadi partisipasi warga itu kunci,” imbuhnya.
Wawan Harmawan juga mengapresiasi pameran ‘Uwuhmu Tekan Ndi’ yang diselenggarakan oleh Kedai Kebun Forum. Ia menilai pameran ini bukan sekadar acara seni, melainkan gerakan nyata.
“Ini bentuk keprihatinan sekaligus tanggung jawab pada limbah kita sendiri. Pemerintah tidak bisa jalan sendirian. Acara seperti ini menunjukkan bahwa masyarakat juga mampu menjadi bagian solusi,” tandasnya.