SLEMAN, diswayjogja.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman serta Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Sleman, menggelar Pasar Murah Barang Kebutuhan Pokok, di GOR Bimoseno, Pandowoharjo, Sleman, Kamis (6/5/2025).
Pasar Murah ini digelar sebagai upaya memenuhi kebutuhan masyarakat dan pengendalian harga kebutuhan pokok.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sleman, Susmiarto, menjelaskan kebutuhan masyarakat saat bulan Ramadan dan jelang Idul Fitri meningkat setiap tahun. Untuk itu, pihaknya bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY, Bulog, Bank Indonesia, serta Forkopimda Sleman, menggelar Pasar Murah kebutuhan pokok.
"Saya kira pasar murah itu salah satu upaya untuk mengendalikan harga-harga. Kita terus memantau bahan pokok ini, baik produksi maupun perdagangannya di Kabupaten Sleman akan kita pantau. Jangan sampai ada misalnya, pedagang yang menimbun gitu. Kemudian masyarakat juga untuk bijak dalam berbelanja. Itu kan bagian upaya-upaya Pemerintah Kabupaten Sleman agar stabil harga-harga di wilayah Sleman," ungkapnya.
Pada tahun ini, Pemkab Sleman menggelar Pasar Murah di 36 titik kelurahan, agar masyarakat bisa mengakses lebih dekat. Sementara untuk selisih harga pasaran atau subsidi yang dikeluarkan Pemkab Sleman sebesar Rp2.000 hingga Rp5.000 per komoditas.
BACA JUGA : Jaga Stabilitas Harga, Pemkot Yogyakarta Gelar Pasar Murah di 14 Kemantren Jelang Ramadan
BACA JUGA : Titiek Soeharto Kunjungi Pasar Beringharjo Yogyakarta, Pantau Harga Kebutuhan Pokok
"Memang dulu (digelar) di 17 kelurahan, saat ini di 36 titik di kelurahan, artinya misalnya dua kelurahan jadi satu, biar masyarakat lebih dekat dan menjangkau tempat-tempat pasar murah begitu. Dan kita subsidi Rp2.000, artinya pemerintah daerah mengeluarkan anggaran untuk mensubsidi diberikan kepada pedagang, biar pedagang bisa membeli menjual murah kepada pembeli gitu," ujarnya.
Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam, Setda DIY, Eling Priswanto, mengatakan pihaknya akan terus bekerjasama dengan sejumlah daerah untuk mengantisipasi ketika nanti terjadi suatu daerah yang kekurangan, bisa disuplai oleh daerah yang memiliki pasokan komoditas yang lebih.
"Terkait dengan kestabilan harga kalau di inflasi itu ada 4K, ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, komunikasi efektif, dan Kestabilan harga. Nah, khususnya untuk wilayah DIY jangan sampai justru malah nanti keluar dulu (pasokan kebutuhan), baru DIY malah kekurangan. Jadi, dari beberapa kabupaten yang suplainya lebih, bisa memasok keyang kekurangan. Jadi, kita tingkatkan kerjasama antar daerah," tuturnya.
Komitmen untuk saling kerjasama dalam sinergi pangan tersebut telah berjalan sejak 2023, di mana telah disepakati oleh seluruh kepala daerah di DIY.
BACA JUGA : Jamin Harga dan Pasokan Tetap Aman Hadapi Ramadan, Satgas Pangan Polres Brebes Blusukan Pasar Tradisional
Berdasarkan pantauan Disway Jogja, sejumlah komoditas kebutuhan pokok yang dibeli masyarakat tersebut diantaranya beras medium Rp55.000 per 5 kilogram, telor Rp25.000 per kilogram, ayam utuh Rp32.000 per ekor, oyee sosis ayam Rp18.000 per 500 gram, oyee naget ayam stik Rp19.000 per 500 gram, oyee naget ayam funny Rp19.000 per 500 gram, oyee sosis sapi Rp17.000 per 375 gram.
Selain itu, minyak goreng Rp18.000 per liter, gula pasir Rp15.500 perkilogram, tepung Rp9.000 per kilogram, daging rendang Rp120.000 per kilogram, daging tetelan Rp80.000 per kilogram, sosis ayam Rp67.000 per kilogram, bakso sapi Rp70.000 per kilogram, hati sapi Rp55.000 per kilogram, serta sosis sapi Rp75.000 per kilogram.