Persoalan yang ada selama ini dalam pengembangan industri berbasis pada kekayaan budaya dan kekayaan intelektual adalah kemampuan menghimpun semua potensi dan mengatur atau mengelolanya.
BACA JUGA : SPR B RSJP Magelang Gelar Reuni Akbar, Dihadiri Ratusan Alumni Dari Angkatan 1971-1981
BACA JUGA : Mengenal AKBP Ary Murtini, Kapolres Gunungkidul Menginspirasi dan Memiliki Kecintaan Terhadap Batik Tulis
“Itu saja. Industri komik dan film banyak juga tenaga animasi dari Indonesia tapi justru orang [negara] lain yang mengorganisasi,” ucapnya.
Kebudayaan Indonesia Baru
Gubernur DIY, Sri Sultan HB X mengatakan pentingnya atau betapa mendesaknya membangun budaya yang visioner melalui konsep kebudayaan Indonesia baru.
Apabila mengaitkan dengan kenyataan Indonesia sebagai negara kelautan, konsep kebudayaan Indonesia baru berkelindan dengan ide dasar arkipelagis.
“Sebuah gagasan yang merangkai akar tradisi dengan energi pembaharuan untuk masa depan bangsa. Sebuah visi yang memadukan kearifan lokal dengan dinamika zaman demi kemaslahatan rakyat Indonesia,” kata Sri Sultan HB X.
BACA JUGA : Kunjungan Wisata Tidak Selalu Berdampak Positif Terhadap Perekonomian, GIPI DIY: Quality Tourism Solusinya
BACA JUGA : Wamenpar Kunjungi Kulonprogo, Petakan Potensi Desa Wisata Tinalah dan Pandanrejo
Dia menambahkan semboyan Bhineka Tunggal Ika tidak dapat digunakan sekadar sebagai slogan. Semboyan tersebut dapat menjadi dasar penyusunan strategi kebudayaan yang dituangkan dalam kebijakan publik.
Menurut Sri Sultan HB X, kebudayaan Indonesia baru adalah pengandaian Indonesia yang maju dan beradab. Indonesia harus mampu memakmurkan, memajukan, dan memberi rasa keadilan bagi seluruh rakyatnya dari generasi ke generasi.