SLEMAN, diswayjogja.id - Relokasi pengungsi Palestina dari Jalur Gaza ke Indonesia diusulkan Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump, saat masa tim transisi pemerintahannya.
Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Tri Nuke Pudjiastuti, mengatakan seharusnya Indonesia punya posisi dimana Indonesia tidak mengikuti Ratifikasi Konvensi 1951 soal pengungsi.
"Saya pikir Indonesia harus punya punya positioning. Indonesia bukan peratifikasi konvensi pengungsi dan protokolnya," ujarnya saat di Universitas Gadjah Mada, Selasa (21/1/2025).
Indonesia disebut memiliki paramater sebelum meratifikasi perjanjian, diantaranya aman secara politis, kemanan, yuridis dan teknis.
BACA JUGA : UGM Gelar Konferensi Internasional IASFM, Bahas Migrasi Paksa Akibat Konflik Etnis dan Agama
BACA JUGA : Ribuan Penduduk Palestina Tewas, Kayed Al-Maery: Israel Ingin Mengubah Peradaban Palestina
"Sehingga, tidak ada satupun negara yang bisa mendorong untuk memasukkan pengungsi ke Indonesia," jelasnya.
Profesor riset bidang kemanan nasional dan isu-isu strategis ini menegaskan bahwa Indonesia tak ingin terjadi kedatangan para pengungsi yang kalau menilik dari aturan konvensi tersebut.
Disebutkan, pasal 17 dalam Konvensi 1951 tercatat negara yang meratifikasi pernjanjian wajib memberi pekerjaan kepada pengungsi. Sementara pasal 21 dalam konvensi ini menyebutkan negara yang meratifikasi harus memberi rumah atau akomodasi para pengungsi.
"Kalau sampai memasukkan pengungsi ke Indonesia, itu artinya mereka tidak menghormati posisi dari negara yang mana kita tidak meratifikasi konvensi itu," tandasnya.
BACA JUGA : Guru Besar UGM Nilai Program MBG Tak Cukup Cegah Stunting
BACA JUGA : Hasil Survei Persepsi Publik Pustral UGM, Moda Transportasi Kereta Raih Kepuasan Tertinggi saat Libur Nataru
Diberitakan disway.id, melalui laporan NBC, seorang pejabat yang terlibat dalam transisi kepemimpinan AS menyatakan bahwa Witkoff berencana mengunjungi Gaza untuk memastikan implementasi gencatan senjata.
Sembari memastikan penegakan tahap pertama kesepakatan gencatan senjata dan pembahasan tahap selanjutnya, Trump dan timnya juga memperhatikan pentingnya solusi jangka panjang untuk mengakhiri konflik di Gaza.
Salah satu persoalan yang dihadapi saat ini adalah terkait dua juta warga Palestina di Gaza yang nasib dan tempat tinggalnya harus diperhatikan saat rekonstruksi Gaza berjalan.